Rembang – Sejak tahun 2017 hingga 2019, Pemerintah Kabupaten Rembang sudah memberikan beasiswa kuliah gratis kepada 139 anak berprestasi dari keluarga tidak mampu.
Saat seminar nasional pendidikan di Pendopo Museum Kartini Rembang, Sabtu pagi (29 Februari 2020), Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Rembang, Mardi menyatakan tahun ini program tersebut akan dilanjutkan lagi. Kuota yang tersedia rata-rata 50 orang setiap tahun. Untuk informasi lebih lanjut, mengenai syarat dan cara mendapatkan beasiswa, dapat diakses melalui website Dindikpora Kabupaten Rembang.
“Tahun ini merupakan tahun keempat. Meski saya maupun bapak Bupati sering menyampaikan di berbagai kesempatan, tapi ternyata masih banyak yang belum tahu program ini, “ ujarnya.
Mardi mengakui pada tahun pertama program tersebut, jumlah peserta beasiswa masih sedikit. Pasalnya, sebagian calon penerima beasiswa justru mundur, karena mereka lebih memilih beasiswa Bidik Misi yang digulirkan pemerintah pusat. Padahal jika dibandingkan dengan besaran beasiswa dari Pemkab Rembang, nilainya lebih besar. Ia beralasan tidak hanya uang kuliah tunggal (UKT) yang ditanggung, tetapi juga biaya hidup mahasiswa selama kuliah. Kalau tidak percaya, Mardi mempersilahkan bertanya langsung dengan anak-anak Kabupaten Rembang penerima kuliah gratis yang sekarang membentuk Forum Anak Beasiswa (FABS) Rembang dan menjadi penyelenggara dalam seminar kali ini.
“Soalnya nggak boleh dobel, harus pilih salah satu. Waktu tahun pertama pesertanya sedikit, karena mundur dan pilih Bidik Misi. Setelah itu tambah terus, tersebar di perguruan tinggi di Pulau Jawa. Nah apakah ini betulan apa omong kosong, rekan-rekan bisa tanya langsung, “ terang Mardi.
Setelah mendapatkan beasiswa kuliah gratis, Pemkab berharap nantinya mereka bisa tumbuh menjadi generasi yang cerdas, kreatif dan mandiri, turut serta memajukan Kabupaten Rembang.
“Lulus kuliah tidak hanya menggantungkan jadi pegawai negeri. Contohnya pak Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim nggak PNS. Beliau cerdas, kreatif, sekarang menjadi milliuner, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).