Bupati Prihatin, Seusai Kuliah Banyak Warganya Enggan Kembali Ke Rembang
Bupati Rembang, Abdul Hafidz hadir dalam kegiatan seminar nasional pendidikan, di Pendopo Museum Kartini, Sabtu (29/02).
Bupati Rembang, Abdul Hafidz hadir dalam kegiatan seminar nasional pendidikan, di Pendopo Museum Kartini, Sabtu (29/02).

Rembang – Anak-anak Kabupaten Rembang ketika selesai kuliah, banyak yang enggan kembali ke daerahnya, karena alasan kurang menjanjikan. Kondisi tersebut sangat menyedihkan, padahal Kabupaten Rembang sejatinya kaya potensi sumber daya alam.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz menyampaikan fenomena tersebut, ketika hadir dalam Seminar Nasional Pendidikan di Pendopo Museum Kartini Rembang, hari Sabtu (29 Februari 2020). Hal itu ia ketahui saat berdiskusi dengan mahasiswa Kabupaten Rembang di Semarang maupun Yogyakarta.

“Anak Rembang kalau sarjana nggak mau kembali ke Rembang. Bilangnya, pak saya selesai kuliah, nggak bisa hidup kalau di Rembang. Ini kan sangat menyedihkan, “ kata Bupati.

Hafidz kemudian memperinci potensi alam Kabupaten Rembang, meliputi garis pantai sepanjang 63 kilo meter, memiliki 69 ribu hektar lahan pertanian, dan potensi tambang yang berlimpah. Untuk mengolah semua itu, membutuhkan sumber daya manusia (SDM) handal.

“Deposit tambang kita nggak hanya jutaan, tapi bermiliar miliar kubik. Tembakau kita kemarin per hari transaksinya Rp 5-6 Miliar, berjalan sampai 4 bulan. Kenapa kok adik-adik nggak mau hidup di Rembang, kan aneh ini, “ tuturnya.

Bupati menambahkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Rembang sudah mulai merangkak naik di atas 7, sudah menyalip Kabupaten Blora dan Purwodadi. Kedepan peningkatan kapasitas SDM akan terus digarap. Termasuk diantaranya menggulirkan beasiswa kuliah gratis bagi anak keluarga tidak mampu dan mendatangkan perguruan tinggi ternama ke Kabupaten Rembang.

“Siapa yang kebayang Undip Semarang berada di Rembang, saya pun nggak kebayang sebelumnya. Sektor pendidikan, terutama di daerah pinggiran kita dorong, agar ada pemerataan. Soalnya berdasarkan penelitian saya, nilai rata-rata sekolah pinggiran masih minim, “ terang Bupati yang akan berusia 58 tahun ini.

Menurut Hafidz, kuliah gratis siswa tidak mampu sebagai strategi pelayanan yang adil. Tujuannya, untuk meningkatkan kompetisi dengan anak-anak dari keluarga mampu.

“Bisa memberikan kompetisi yang sehat. Bagi anak nggak mampu, jangan kalah dengan anak keluarga kaya. Mereka yang tidak mampu jangan menyerah. Tapi semangat belajar, biar berprestasi, “ tandasnya.

Dalam seminar yang diadakan oleh Forum Anak Beasiswa (FABS) Rembang ini, Bupati tak hanya menyampaikan sambutan, tetapi juga menjadi pembicara. Selain Bupati, dihadirkan pula Abdul Kholiq, salah satu penerima beasiswa kuliah gratis dari Pemkab Rembang. (Musyafa Musa).

News Reporter

2 thoughts on “Bupati Prihatin, Seusai Kuliah Banyak Warganya Enggan Kembali Ke Rembang

  1. Iya bener.., problem terbesar yang saya amati di Kab Rembang masalah air. Potensi tambang, pariwisata, perikanan tinggi tapi untuk mendapatkan modal dan jaringan usaha rendah.

Tinggalkan Balasan