Pancur – Pengembangan buah naga di Desa Trenggulunan Kecamatan Pancur semakin luas. Bahkan saat ini luasannya sudah mendekati angka 10 hektar, dan diprediksi akan terus bertambah.
Munari, salah satu petani buah naga di Desa Trenggulunan menganggap perawatan tanaman tergolong mudah, sehingga banyak warga mencoba membudidayakan. Apalagi tanaman sudah bisa berbuah setelah masa 1 – 2 tahun, tergantung panjang pendeknya bibit.
“Kalau bibit panjang, 1 tahun insyaallah sudah berbuah. Tapi ya ada yang lebih dari 1 tahun, “ terangnya.
Terkait rasa manis buah naga yang dihasilkan, menurutnya tergantung pada kondisi tanah dan kadar air. Jika tanah berpasir dan air tidak berkapur, buah cenderung manis. Tak heran, antara 1 lokasi dengan lokasi lain beda-beda rasa.
“Tanaman buah naga ketika curah hujan rendah masih mampu bertahan. Sebaliknya, jika hujan deras juga masih kuat. Nggak begitu pengaruh terhadap kelangsungan perkembangannya. Lebih-lebih masa panennya, bisa bertahan sampai 6 bulan, “ imbuh Munari.
Munari menambahkan untuk pemasaran sejauh ini mudah, karena banyak pedagang langsung datang, maupun pembeli dengan cara memetik buah di kebun. Tapi yang sering menjadi kendala, apabila pasokan barang berlimpah. Ketika buah naga dari Jawa Timur berdatangan, harga buah naga akan merosot. Saat ini kisaran harga buah naga Trenggulunan, Rp 8.000 per Kg.
“Kalau kemasukan barang dari Jawa Timur, harganya akan menurun. Saat ini Rp 8 ribu per Kg, sudah lumayan. Tapi ketika buah naga Jawa Tinur masuk, akan anjlok tarifnya, “ ungkapnya.
Camat Pancur, Suharto mengamati potensi agro wisata di Desa Trenggulunan bisa digabung dengan desa-desa lain, seperti Criwik, Ngroto, Johogunung dan sekitarnya. Konektivitas antar desa menjadi menarik, apabila didukung kondisi jalan yang bagus.
“Jalan antar desa kan wewenang Kabupaten. Salah satu yang dikeluhkan warga seputar jalan. Buah naga Trenggulunan ini saya kira bisa sebagai embrio, apalagi masyarakat nya semangat, “ urai Camat.
Suharto berharap peran pemerintah desa dan kaum pemuda dioptimalkan, untuk menambah sentuhan inovasi dalam merintis agro wisata. (Musyafa Musa).