

Rembang – Sekira 25 an orang, mulai hari Senin (09 Desember 2019) ikut kursus pelatih sepak bola Lisensi D PSSI. Sejumlah diantaranya merupakan mantan pemain PSIR Rembang. Kegiatan itu terpusat di Stadion Krida dan Sekretariat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Rembang.
Suripto, seorang warga Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kragan mengamati di lingkungan sekitar kampungnya cukup banyak anak-anak muda yang berbakat dalam permainan sepak bola. Namun belum didukung oleh pelatih profesional. Maka ia tertarik ikut kursus kepelatihan, supaya mampu mencetak pemain-pemain yang profesional pula.
Menurut Suripto, akan menjadi kebanggaan tersendiri, apabila wilayah kecamatan di Rembang bagian timur bisa menyumbangkan pemain untuk memperkuat tim PSIR.
“Kendala di tempat saya itu kan kedisiplinan yang kurang. Setelah dimulai dari pelatih, semoga nanti program latihan akan menjadi tertata. Tanpa memiliki lisensi kepelatihan yang profesional, saya kira kok sulit mencetak pemain profesional, “ ujar pria asli Magelang yang sehari-hari berprofesi sebagai petani ini.
Peserta kursus lainnya, Yoni Ustaf Bukhori mengungkapkan meski dirinya lama menjadi pemain PSIR, namun tetap perlu mengikuti kursus kepelatihan, karena tekhnik yang diajarkan berbeda. Apalagi nantinya ketika berlangsung kompetisi lokal, pelatih disyaratkan mengantongi minimal lisensi D. Ia ikut kursus supaya kelak kampungnya tidak perlu susah mencari pelatih.
“Kalau nggak ada pelatih lisensi D, waktu kompetisi desa akan ketinggalan, karena harus nyari-nyari pelatih. Tapi kalau di desa saya siap, kan enak. Pokoknya kalau ada kesempatan, saya ingin terus meningkatkan lisensi kepelatihan, “ beber Yoni.
Selain Yoni Ustaf Bukhori, tampak pula sejumlah mantan pemain PSIR lainnya, seperti Muh. Heppi Satriyo Utomo, Amirul Fafa Mahmudiana, Rapi’i, dan Heru Wibowo ikut dalam kursus tersebut. Bahkan generasi lama pemain PSIR, Kuncoro, warga Perumahan Ngotet juga turut ambil bagian.
Kursus pelatih lisensi D dipandu langsung oleh instruktur sekaligus Asisten pelatih tim nasional, Joko Susilo. Joko memaparkan materi kursus berupa teori dan praktek. Untuk menentukan seorang peserta lulus atau tidak, sudah ada standar yang ditetapkan PSSI.
“Kursus lebih ke arah pembinaan sepak bola untuk anak usia dini, 6 – 10 tahun. Lima hari teori dan lima hari praktek. Aturan dari PSSI tegas, kalau nggak lulus ya nggak lulus. Cuman saya ditugaskan ke sini, untuk membantu rekan-rekan bisa lulus, “ tandasnya.
Untuk bisa ikut kursus kepelatihan, setiap peserta harus membayar biaya Rp 3,5 Juta. Namun karena ada subsidi dari Asosiasi PSSI Kabupaten Rembang Rp 2 Juta per orang, sehingga masing-masing hanya membayar Rp 1,5 Juta.
Kegiatan kursus kepelatihan Lisensi D ini dijadwalkan berakhir pada hari Minggu, 15 Desember 2019. (Musyafa Musa).