Sulang – Musim kemarau panjang, mengakibatkan pencurian air di Kabupaten Rembang, semakin marak. Modusnya tergolong ekstrim, yakni dengan cara merusak jalur pipa induk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Setelah pipa berlubang, air dialirkan ke sungai untuk sarana mengairi tanaman.
Saat operasi rutin polisi dan petugas PDAM Rembang, hari Senin dan Selasa (16-17 September 2019), ditemukan pipa berlubang lantaran dirusak warga di dekat Randu Alas, sebelah selatan Desa Karangsari, Kecamatan Sulang. Pipa itu menghubungkan antara Embung Banyukuwung Sudo, menuju instalasi pengolahan air Dusun Pentil Desa Gunungsari Kecamatan Kaliori.
Di titik pertama, kondisi pencurian sangat rapi, karena dari pipa besar PDAM dipasangi pipa kecil, layaknya seperti di rumah sendiri.
Air hasil curian dialirkan ke sungai. Terlihat genangan di tengah sungai, padahal kanan kirinya kering kerontang. Hal ini membuat polisi sampai geleng-geleng kepala merasa keheranan. Brigadir Heri Markus, anggota Patroli dari Satuan Sabhara Polres Rembang yang ikut patroli, mengimbau masyarakat ikut menjaga jalur distribusi pipa PDAM, karena air dipakai untuk kebutuhan manusia yang jauh lebih penting.
“Kami laporkan ada titik kebocoran di Desa Karangsari, Kecamatan Sulang. Kita himbau pemilik tanah kanan kiri untuk menjaga jaringan pipa, supaya kedepan jangan sampai terjadi lagi, “ kata Brigadir Heri.
Yatmani, operator instalasi pengolahan air PDAM di Dusun Pentil Desa Gunungsari, Kecamatan Kaliori menduga pencurian lebih banyak terjadi pada malam hari, agar tidak mudah ketahuan. Begitu pencurian marak, maka di instalasi akan nampak penurunan debet air. Normalnya mencapai 20 liter per detik, akibat pencurian bisa berkurang menjadi 17 liter per detik. PDAM sendiri sudah mengerahkan tim khusus, guna menekan peristiwa tersebut.
“Jadi tim ini melibatkan kepolisian, mereka cek jaringan pipa PDAM siang malam. Rata-rata seminggu 3 kali. Saya lebih banyak di instalasi pengolahan. Tapi kalau pencurian marak, di sini terdeteksi. Manakala air kurang, saya langsung lapor, “ ungkapnya.
Selasa siang (17 September 2019), pihak PDAM kembali menemukan titik pencurian air. Lagi-lagi lokasinya di dekat Randu Alas, selatan Desa Karangsari. Tim langsung bergerak ke tempat kejadian, untuk membenahi kerusakan pipa yang dilubangi.
Petugas lapangan PDAM, Tadis Suryanto mengaku kesulitan mengetahui siapa pelakunya. Saat datang, pelaku sudah kabur. Sedangkan air dimasukkan ke sungai. Selama pipa tidak pecah, biasanya perbaikan membutuhkan waktu lebih cepat. Apabila tak lekas diatasi, pelanggan bisa komplain ke PDAM, gara-gara pasokan air terganggu.
“Kerusakan ini tampaknya pipa PDAM ditusuk dengan benda panas agar berlubang. Habis itu dipasangi selang oleh pelaku. Kalau dilubangi, penanganan cepat. Tapi kalau pipa pecah, ya perbaikan dari pagi bisa sampai sore mas. Soalnya kita tutup cor beton juga, “ ujar Tadis.
Berdasarkan pantauan Reporter R2B, di sekitar lokasi pengrusakan pipa PDAM, tampak hamparan lahan tembakau, cabai maupun palawija. Diduga sejumlah oknum petani terlibat, karena ingin mendapatkan air gratis, guna menyelamatkan tanaman mereka dari ancaman kekeringan. Beberapa petani yang dikonfirmasi, enggan blak-blakan memberikan penjelasan. (Musyafa Musa).