Rembang – Khawatir seni budaya kampung di Kabupaten Rembang akan luntur, seorang pegiat sosial yang tinggal di pinggir Jl. Rembang – Blora, depan Gelanggang Olahraga (GOR) Mbesi Rembang menggagas pentas seni budaya rutin setiap bulan dan diberi nama Panggung Kampung.
Pemrakarsa Panggung Kampung, Sutejo mengatakan berbagai macam seni budaya dipentaskan. Mulai dari geguritan, macapat, pantomim, tari, puisi, drama, dongeng dan masih banyak lagi lainnya. Sudah setengah tahun terakhir ini berlangsung, kebanyakan peserta didominasi dari wilayah Rembang Kota. Tapi ada pula yang pernah datang dari Kecamatan Pamotan dan Kecamatan Bulu, ikut meramaikan Panggung Kampung tersebut.
“Untuk penampil tidak dibatasi, asalkan seni budaya monggo. Kemarin juga sempat ada penonton dari Semarang. Kebetulan pas main ke Rembang, bersamaan dengan Panggung Kampung, lalu dia ke sini, “ kata Sutejo.
Sutejo menambahkan siapapun boleh memanfaatkan Panggung Kampung. Mulai anak-anak hingga kaum lanjut usia sekalipun. Ia sebatas berharap mendapatkan dukungan dari masyarakat, terutama kalangan pegiat seni dan budaya. Harapannya, seni budaya dari kampung-kampung terus tumbuh dan tidak mati oleh perkembangan zaman.
“Cara ini menjadi ajang untuk melatih mental dan mengasah bakat. Bagi temen-temen pecinta seni budaya ya ayolah potensi-potensi dari kampung yang nggak ada wadahnya, kita beri ruang, berkesenian bersama, “ imbuhnya.
Menurut pemilik Warung Sosial ini, panggung kampung rutin digelar sebulan sekali setiap Sabtu malam Minggu. Biasanya ia mengambil pekan kedua. Karena semua menggunakan biaya sendiri, tata panggung dan lampu pencahayaan, memanfaatkan piranti seadanya. Bahkan panggung berupa tanah dan sebagian properti mengoptimalkan barang-barang bekas. (Musyafa Musa).