Rembang – Kanker payudara menjadi penyakit paling mematikan nomor dua bagi kaum wanita, setelah kanker rahim. Salah satu sistem deteksi untuk mengetahui serangan lebih cepat, yakni melalui SADARI.
Dokter Bambang Suhartanto, dokter spesialis bedah dari rumah sakit Bhina Bhakti Husada Rembang menyampaikan masalah tersebut, saat talk show di Radio R2B, Kamis pagi (13 Juni 2019).
Ia membeberkan kanker payudara umumnya terbagi dalam 4 stadium. Stadium I memungkinkan sembuh, setelah kelenjar payudara diambil dan dilakukan radioterapi. Sedangkan menurut kajian ilmu medis, ketika seseorang sudah menderita kanker payudara stadium II kemungkinan mampu bertahan 80 %, kemudian stadium III sekira 60 % dan yang paling parah stadium IV, diperkirakan bertahan hidup antara 20 – 40 %.
Itupun membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk radioterapi dan kemoterapi. Apalagi yang mampu menangani, rumah sakit di kota-kota besar, sehingga pengeluaran akan menjadi lebih tinggi.
“Kalau untuk biaya operasi, nggak terlalu mahal. Yang menyedot biaya tinggi itu ketika radioterapi dan kemoterapi. Sekali datang, jutaan rupiah. Rumah sakit yang menangani di Bandung, Yogya, Semarang, ongkosnya membengkak. Tanpa bermaksud mendahului ya, ketika stadium IV biasanya setahun sudah nggak ada (meninggal dunia-Red), “ bebernya.
Bambang menambahkan karena termasuk penyakit berbahaya, maka sistem deteksi dini bagi kaum wanita, sangat penting dilakukan. Ia menyarankan melalui SADARI atau periksa payudara sendiri. Waktu idealnya mengecek saat hari ke 8 -10 setelah menstruasi, karena payudara dalam kondisi lembek. Kaum wanita bisa berkaca di depan cermin, dengan posisi berkacak pinggang. Pada saat itulah akan lebih mudah diketahui adanya benjolan. Manakala mendapati benjolan di dekat payudara, sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter.
“Ketika berkacak pinggang itu akan terlihat bentuknya, ada yang beda nggak antara payudara kanan sama kiri. Ada benjolannya nggak. Nah, usahakan ibu-ibu terutama yang sudah menopause, untuk melakukan periksa payudara sendiri (SADARI) secara rutin. Apalagi jika punya riwayat ibunya dulu kena kanker payudara, harus siap-siap, “ imbuh dr. Bambang.
Sering kali pasien baru datang ke dokter ketika kondisi penyakit kanker payudara sudah parah. Menurutnya, semakin cepat terdeteksi, maka akan cepat pula serangan kanker ditanggulangi. (Musyafa Musa).