Rembang – Kepadatan arus mudik yang melintasi jalur Pantura Kabupaten Rembang tahun ini, diperkirakan akan menurun drastis, apabila dibandingkan musim arus mudik tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Bagian Operasional Polres Rembang, Kompol Yohan Setiajid menuturkan hal itu karena adanya jalan tol dari Semarang – Solo – Ngawi dan mengarah ke berbagai daerah di Jawa Timur. Sebelum ada tol, kendaraan banyak yang memanfaatkan jalur Pantura Semarang – Pati – Rembang, tetapi kemungkinan besar nantinya akan banyak terpecah ke jalan tol Semarang – Ngawi.
Meski demikian, pihaknya memprediksi untuk arus kendaraan dari arah timur ke barat atau dari Jawa Timur menuju Jawa Tengah, akan meningkat.
“Muda-mudahan sampai Kudus atau Pati, arus pemudik sudah habis, setelah pecah di jalan tol Krapyak Semarang. Mereka larinya ke Solo dan Ngawi. Tapi tahun kemarin yang dari timur ke barat melonjak, “ bebernya.
Yohan menambahkan titik waktu yang paling diwaspadai oleh Polres Rembang, yakni ketika tradisi Syawalan di obyek wisata TRP Kartini, seminggu sesudah Lebaran.
Kemacetan arus balik di jalur Pantura pasti akan terjadi, sehingga iring-iringan kendaraan harus dialihkan ke jalur lingkar alternatif antara pertigaan Soklin – Perempatan Galonan sampai jalur Pantura perempatan Pasar Penthungan. Sebagian ruas jalan dari Galonan – Weton, sudah mulus dibeton. Namun dari Desa Weton ke utara hingga Pantura pertigaan Soklin Tireman, kondisi jalan sepanjang hampir 0,5 kilo meter, kondisinya rusak berat dan berdebu. Sampai Kamis siang (23 Mei 2019), belum ada pengaspalan atau pembetonan, untuk menutup lubang-lubang menganga. (Musyafa Musa).