BKSDA Tak Bisa Mengelola Langsung Sumber Semen, Lalu Siapa ?
TWA Sumber Semen di Desa Gading, Kecamatan Sale.
TWA Sumber Semen di Desa Gading, Kecamatan Sale.

Sale – Munculnya anggapan tarif masuk bagi pengunjung obyek Taman Wisata Alam (TWA) Sumber Semen Desa Gading, Kecamatan Sale terlalu mahal dan kurang sebanding dengan kondisi kolam yang keruh, ditanggapi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam(BKSDA).

Salah satu petugas BKSDA, Imam Syafii mengatakan tarif masuk pengunjung TWA Sumber Semen merupakan pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Menurutnya, sudah diatur dalam ketentuan pemerintah pusat, sedangkan pengelola sebatas pelaksana di lapangan.

Saat ini pihaknya memang menambah nominal besaran tiket sebesar Rp 2.000, untuk asuransi. Hal itu sebagai upaya antisipasi, apabila terjadi kecelakaan yang dialami wisatawan. Kalau hari biasa, per orang dikenakan tarif Rp 7.000, sedangkan hari libur Rp 9.500.

“Hari biasa tarif Rp 5.000 ditambah asuransi Rp 2.000, jadi Rp 7.000, kemudian ketika hari libur Rp 7.500 plus 2.000, jadinya Rp 9.500. Asuransi ini penting, kalau ada peristiwa yang nggak kami inginkan, sudah ditanggung asuransi, “ tuturnya.

Imam Syafii menambahkan PNBP langsung disetor ke kas negara. Ia memastikan nantinya Taman Wisata Alam Sumber Semen harus dikelola oleh pihak ketiga. BKSDA sendiri pun tidak boleh mengelola, karena saat ini sifatnya baru sementara dan masa transisi. Ia mempersilahkan jika ada yang ingin mengajukan penawaran pengelolaan. Begitu nantinya sudah ada pihak ketiga, baru memungkinkan mereka kerja sama dengan desa setempat.

“Untuk sharing dengan desa, saat ini belum bisa, karena harus menunggu pihak ketiga. BKSDA juga nggak boleh mengelola langsung. Maka siapa pihak ketiga yang mau mengelola Sumber Semen ini, “ kata Imam.

Kawasan Taman Wisata Alam Sumber Semen yang mengandalkan konsep hutan dan sumber air ini, sebelumnya menjadi sasaran penataan dengan anggaran Rp 3,2 Miliar dari Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan. Menurut rencana, penataan akan berjalan dalam beberapa tahap. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan