

Sluke – Dua orang nelayan warga Desa Trahan, Kecamatan Sluke yang sempat dikabarkan hilang, akhirnya berhasil ditemukan oleh tim pencari, Minggu (17 Februari 2019) sekira pukul 10.00 Wib.
Keduanya masing – masing Kudri (31 tahun) dan Mundirin (45 tahun). Semula Kudri dan Mundirin menggunakan perahu kecil, berangkat melaut, Sabtu (16/02) pukul 03.00 pagi dini hari. Namun sampai sore, belum juga kembali, padahal biasanya sudah pulang siang hari.
Upaya pencarian oleh sejumlah kerabatnya belum berhasil menemukan, sehingga proses pencarian dilanjutkan Minggu pagi. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bersama masyarakat dan para relawan PMI, Ubaloka dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) melakukan penyisiran di perairan Kecamatan Sluke. Hasilnya, perahu yang dinaiki Kudri dan Mundirin dapat ditemukan di sebelah utara pantai Desa Jatisari, Kecamatan Sluke. Nelayan tersebut dalam kondisi selamat dan beserta perahunya ditarik menuju pinggir pantai.
Nelayan yang diselamatkan, Kudri menceritakan semula melaut pada jarak sekira 7 Mil dari bibir pantai. Tiba – tiba mesin perahunya rusak. Perahu hanyut terbawa arus ombak ke arah timur. Sampai utara Jatisari, perahu bisa berhenti di tengah laut, dengan cara ditambatkan memakai jangkar.
“Waktu itu melaut 2 Mil, kemudian ke utara lagi menjadi 7 Mil. Lha mendadak ada alat yang jebol, mesin perahu mati. Kalau 7 Mil akan sulit menemukan saya. Karena arah arusnya ke timur, sampai utara Jatisari, perahu tak cancang (tambatkan), “ ujarnya.
Menurutnya, kalau sekedar menahan lapar, masih sanggup. Ia terpaksa membakar ikan hasil tangkapan, untuk mengganjal perut. Justru yang paling berat adalah rasa haus. Beruntung, setelah lebih dari sehari semalam terombang – ambing, ia dan rekannya dapat ditemukan oleh tim gabungan yang melakukan pencarian.
“Kalau saya masih kuat mas. Tapi yang saya pikirkan pak Mundirin, rekan saya, terutama menahan haus. Tapi alhamdulilah kita bisa ditemukan oleh warga, matur nuwun pokoknya, “ imbuh Kudri.
Sesampainya pinggir pantai, Kudri dan Mundirin dibawa ke Puskesmas Sluke, untuk mendapatkan penanganan medis. Tapi kedua korban masih sadar dan bisa diajak berkomunikasi. Khusus Mundirin mesti dirawat intensif.
“Tadi kita juga mengecek kondisi korban di Puskesmas. Korban secara umum sehat, tapi lemas. Makanya salah satu korban tadi, pak Mundirin mendapatkan alat bantu nafas melalui tabung oksigen dan diinfus, “ kata Moch. Lilik Wijanarko, relawan dari Tagana. (Musyafa Musa).