Membeli Jajanan Pakai Uang Kayu, Lho Gimana Caranya ?
Suasana keramaian di Pasar Brumbung. (gambar atas) Seorang pengunjung menunjukkan uang khas Pasar Brumbung, Minggu pagi.
Suasana keramaian di Pasar Brumbung. (gambar atas) Seorang pengunjung menunjukkan uang khas Pasar Brumbung, Minggu pagi.

Kaliori – Ada yang berbeda saat transaksi jual beli di Pasar Brumbung Dusun Randugosong, Desa Banggi, Kecamatan Kaliori, Minggu pagi (13 Januari 2019).

Pasar yang menampilkan konsep jajanan dan dolanan khas tempo doeloe ini, sudah ramai diserbu masyarakat dari berbagai daerah, sejak pukul 07.00 Wib. Uniknya, pengunjung wajib menggunakan uang khas Pasar Brumbung, untuk membeli jajanan tradisional.

Karjani, tokoh pemuda Desa Banggi Kecamatan Kaliori menuturkan pengunjung dipersilahkan menukarkan uang rupiahnya dulu ke sebuah tempat khusus. Tiap penukaran, akan dipotong Rp 1.000, berfungsi sebagai tanda karcis masuk. Kemudian ada pecahan uang Pasar Brumbung terbuat dari kayu bertuliskan 1, 2, 5 dan 10. Kalau 1 berarti Rp 1.000, 2 Rp 2.000 dan seterusnya. Cara tersebut merupakan strategi agar Pasar Brumbung berbeda dengan pasar – pasar lain pada umumnya.

“Jadi pembeli nggak bisa langsung bayar pakai uang rupiah. Uangnya ditukarkan dulu dengan uang khas Pasar Brumbung. Mudah sekali mendapatkannya, sudah ada petugas yang melayani. Tinggal menyesuaikan saja, mau 1, 2, 5 atau 10, “ ujar Karjani.

Sementara itu seorang pengunjung Pasar Brumbung dari Desa Kabongan Kidul, Rembang, Rizki Bagus Pamungkas mengaku senang sekali bisa menikmati suasana pasar yang kental dengan nuansa tempo doeloe tersebut. Mulai jajanan sampai beragam permainan, membuat ingatannya langsung terlempar pada masa kecil. Namun Rizki menyarankan supaya fasilitasnya ditambah, seperti perluasan tempat parkir dan toilet.

“Ya nostalgia dengan zaman masih kecil mas. Dulu kalau main egrang sering nangis, nah di sini kita bisa nyoba main. Saya bela – belain datang pagi – pagi banget, karena juga ingin mencicipi grontol, enthok – enthok dan cenil. Paling suka cenil saya, enak kok, “ ungkapnya.

Keramaian pengunjung di Pasar Brumbung semakin semarak, karena mereka turut dihibur oleh anak – anak dari sejumlah kelompok seni tari. Sedikitnya ada 15 jenis tarian ditampilkan, seperti Tari Kawista, Tari Denok, Candik Ayu, Gandaria, Midat Midut dan masih banyak lagi. Nah..kalau anda belum sempat datang ke Pasar Brumbung, pasar yang lokasinya di dalam kampung Desa Banggi ini akan dibuka rutin sebulan sekali, tepatnya pada Minggu kedua. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan