

Pamotan – Pria yang satu ini hanya tamatan MTS, namun layak mendapatkan predikat sebagai “profesor” anggur. Berbekal lahan pekarangan rumah yang tidak begitu luas, ia saat ini mampu mengembangkan 90 jenis buah anggur impor. Nah..penasaran kan bagaimana sepak terjangnya, berikut liputannya.
Pria bernama Mohammad Yusuf tersebut, tinggal di Dusun Sengkan, Desa Japerejo, Kecamatan Pamotan. Berawal dari buka – buka facebook, Yusuf menemukan komunitas pembudidaya buah anggur impor. Ia kemudian ikut bergabung, untuk menimba ilmu. Karena tertarik, pria berusia 33 tahun ini kali pertama mencoba membeli bibit anggur jenis ninel. Lama kelamaan katagihan. Sejak 3 tahun lalu hingga akhirnya sekarang memiliki 90 macam anggur impor.
Untuk varian anggur kelas mahal, bibit dikirim oleh dua orang warga Ukraina. Tiap tiga batang mata tunas, harganya antara Rp 2 – 2,5 Juta. Karena cukup berat kalau ditanggung sendiri, Yusuf harus patungan dengan rekan – rekannya. Selain mendapatkan arahan dari warga Ukraina tersebut, Yusuf juga dibimbing oleh seorang kenalan warga negara Jepang yang ahli di bidang pengembangan buah anggur.
“Yang belakangan ini bibitnya dari Ukraina, biaya Rp 2,5 Juta itu belum termasuk ongkos kirimnya. Waktu dengar pertama, terkejut sich. Bentuknya juga masih batang, belum tumbuh lho mas. Saya bisa seperti ini berkat ilmu dari temen – temen di facebook. Yang warga Jepang itu kebetulan nikah dapat orang Banyuwangi, Jawa Timur, “ tuturnya, Selasa (15/01/2019).
Dari 90 jenis varian anggur impor, saat ini terus diseleksi mana yang cocok untuk dibudidayakan di skala kebun. Kebetulan sudah ada 10 lebih jenis anggur yang berbuah. Menurutnya kontur tanah dataran rendah di Desa Japerejo, Kecamatan Pamotan cocok untuk budidaya anggur impor. Alasannya, tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup.
“Kalau anggur seperti ini sulit dikembangkan di daerah pegunungan yang ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Sangat sulit berbuah biasanya. Saya tegaskan anggur ini bukan untuk wine, tapi buahnya yang dinikmati. Prospeknya cukup bagus, “ terang Yusuf.
Semula coba – coba, tetapi bisnis pembibitan buah anggur semakin serius ditekuni Mohammad Yusuf. Pekerjaan lamanya sebagai buruh tebang tebu, sudah ditinggalkan. Dari ketelatenannya itu, Yusuf sering mendapatkan order pemesanan bibit buah anggur. Mulai dari Semarang, Magelang, Bantul, hingga daerah Riau. Menurutnya, bibit dengan harga termurah jenis ninel Rp 50 ribu, sedangkan paling mahal jenis Alvatar, kuat menembus Rp 5 juta. Keunikannya, bentuk buah lonjong mirip terong. Sejak Lebaran tahun 2018 lalu sampai sekarang, omset penjualannya diperkirakan mencapai Rp 50 juta lebih.
“Kebanyakan pembeli dari orang luar Kabupaten Rembang. Belum lama ini saya kirim ke Magelang. Minggu depan rencana kirim ke Bantul. Ada yang saya kirim langsung kalau partai besar, tapi kebanyakan lewat jasa paket, “ ujarnya.
Yusuf sendiri sangat terbuka apabila ada warga ingin belajar mengenai budidaya anggur impor. Ia mempersilahkan dan tidak akan memungut biaya.
“Nggak ada biaya mas, malah kalau mau bener – bener belajar, tak kasih bibit gratis buat kenang – kenangan, “ pungkasnya sambil terkekeh.
Sepak terjang Mohammad Yusuf sebagai pembudidaya anggur yang konon terbesar se eks Karesidenan Pati ini, membuat sejumlah warga tertarik. Shofi Ahmad Husnan salah satunya. Warga Desa Pohlandak, Kecamatan Pancur ini penasaran ingin ikut mengembangkan. Apalagi pemasaran anggur impor tergolong mudah. Banyak supermarket yang membutuhkan pasokan. Harganya pun jauh melampaui anggur pada umumnya.
“Informasi di pasaran buah anggur jenis trans, laku Rp 150 ribu per kilo gram. Saya basic budidaya tanaman sudah ada, memanfaatkan halaman rumah. Terus terang yang anggur ini, saya sangat tertarik, pengin bikin kebun anggur sendiri, “ beber Shofi. (Musyafa Musa).
Mantab paman lanjutkan ? ???
cara belinya gimana pak? saya minat trans & ninel
Wah pengen belajar budidaya anggur impor ni
Bagaimana cara beli bibit anggurnya?
Ada no tlpn dan wa nya bg?
Saya minat bibit anggurnya
Mau beli bibit nya .. no hp nya berapa
Trans brp bos