Rembang – Gaji dan tunjangan pegawai Kementerian Agama Kabupaten Rembang dipotong, kemudian disalurkan ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Rembang, untuk mendukung program sukses zakat.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Atho’illah Muslim menyampaikan hal itu, seusai upacara peringatan Hari Amal Bakti ke-73 Kementerian Agama di Alun – Alun Rembang, Kamis pagi (03 Januari 2018). Menurut Atho’illah, Kementerian Agama menjadi satu – satunya instansi yang gaji maupun tunjangan pegawainya dipotong. Langkah tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, tidak hanya ketika bencana alam saja.
Begitu terjadi musibah atau bencana alam, pihaknya akan mendorong jajaran untuk melakukan penggalangan dana. Semisal saat bencana tsunami di Palu, terkumpul dana suka rela Rp 25 Jutaan.
“Kemenang selalu mengambil peran, bukan hanya saat musibah. Kami selalu dengungkan sukses zakat, jadi gaji dan tunjangan pegawai dipotong, masuk ke Baznas. Coba cek di Baznas itu. Kalau ada pegawai nggak mau, saya nggak akan ngurusi tata kelola administrasinya. Apalagi ada bencana, pasti pegawai kami dorong untuk langsung bergerak, “ bebernya.
Atho’illah berharap dalam peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama tahun ini manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Semangat lain yakni membina kebersamaan antar umat, serta menjauhi ujaran kebencian dan kabar bohong (hoax).
“Jangan ada lagi kita tebar rasa sakit hati sesama anak bangsa. Ini selaras dengan sejarah berdirinya Kementerian Agama, untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, lahir dan batin. Jadi ini nantinya berkait dengan proses pendidikan yang berkualitas dan pendidikan agama yang berbobot, itu tantangan kita kedepan, “ imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Rembang, Abdul Hafidz yang menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Amal Bakti Ke – 73 Kementerian Agama membacakan sambutan dari Menteri Agama. Disebutkan bahwa tanggal 03 Januari 1946 lalu, pemerintah membentuk Kementerian Agama dalam kerangka kehidupan bernegara.
Kebetulan tahun ini Hari Amal Bakti berlangsung dalam suasana bencana alam di sejumlah daerah, sehingga sudah selayaknya diperingati secara sederhana.
“Kita peringati hari bersejarah ini dalam kesederhanaan, keprihatinan dan kepedulian untuk bantu saudara – saudara kita yang mengalami musibah. Di Lombok, Palu, Banten dan Lampung. Kita dalam kesatuan suka duka maupun derita dan bahagia, “ ungkapnya.
Usai upacara, seluruh peserta upacara dan tamu undangan menikmati hidangan yang disediakan oleh pedagang kaki lima di puluhan titik angkringan. Kementerian Agama Kabupaten Rembang memilih konsep angkringan, bertujuan mendekatkan diri kepada masyarakat, sekaligus wujud membantu mengangkat perekonomian warga setempat. (Musyafa Musa).