Kragan – Salah satu pekerjaan rumah (PR) terbesar untuk mengembangkan kawasan agrowisata buah duku di Desa Woro Kecamatan Kragan, adalah masalah air. Meski sejatinya kampung tersebut kaya sumber daya air.
Maka Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Woro menggandeng petani duku, mengajukan kepada pemerintah desa setempat, agar dibangun sebuah bendungan yang dapat menampung air, untuk sarana pengairan pohon duku.
Supriyadi, tokoh pemuda di Desa Woro Kecamatan Kragan menjelaskan selama ini sumber air di perbukitan Gunung Nganten sebelah selatan Desa Woro, lebih banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Apabila nantinya ada bendungan, paling tidak menjadi jalan tengah bagi petani duku. Diharapkan agrowisata duku Woro kelak semakin berkembang dan mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat.
Kebetulan usulan dari Pokdarwis direspon positif oleh pihak desa. Kalau lancar, tahun 2019 mendatang pembangunan bendungan bisa dimulai.
“Pohon duku di sini total ribuan, yang produktif ratusan. Kalau berbuah semua, tentu sangat bagus prospeknya. Cuman ini kan berkaitan sama musim dan air. Ketika cuaca nggak mendukung, kekeringan panjang sama minim pengairan, ya buahnya sedikit. Begitu ada bendungan, ini menjadi jalan tengah, untuk mendukung agrowisata yang bener – bener serius, “ ujar Supriyadi.
Pada periode bulan Desember ini, perkebunan duku di Desa Woro mulai panen. Diperkirakan akhir bulan Januari 2019, duku Woro sudah habis. Seorang pengepul duku Woro, Muryati menuturkan 1 Kg duku Woro dibandrol harga Rp 30 ribu. Biasanya pengepul besar dari Lasem datang, kemudian buah dijual lagi ke Rembang dan sekitarnya. Duku Woro selalu menjadi primadona, karena memiliki ciri khas warna kulit cerah bersih dan rasanya manis.
“Wah kalau duku Woro nggak perlu diragukan lagi kualitasnya. Sudah lama terkenal. Ini saya biasanya ngambil dari petani dengan sistem tebasan, “ ungkap Muryati.
Rintisan wisata kebun duku ini sebenarnya sudah menjadi daya tarik pengunjung luar daerah. Saat kami datang Senin siang (24/12/2018), rombongan mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, kebetulan sedang singgah ke kebun duku di Gunung Nganten Desa Woro.
Salah satu mahasiswi UGM, Paramita Kusumadewi menganggap kawasan bukit Desa Woro sangat menarik untuk dikembangkan. Selain potensi buah duku dan durian yang melimpah, juga menyuguhkan keindahan alam.
“Asyik banget mas di sini. Kita bisa melihat langsung cara memanen duku dan yang pasti harganya terjangkau. Apalagi makan buahnya di pinggir sungai, disertai gemericik air yang bening, hawanya juga sejuk, adem pokoknya, “ kata wanita 21 tahun asli Karanganyar ini.
Paramita berharap masyarakat Desa Woro bersatu untuk mengoptimalkan potensi desa. Menurutnya, kalau akses jalan menuju kebun duku ditata lebih baik dan dilengkapi sarana penunjang yang memadai, akan semakin banyak wisatawan mau berkunjung ke Woro. (Musyafa Musa).