Lasem – Paguyuban Seniman Dan Pekerja Dangdut Rembang (Pas Dendang) mempunyai cara khusus, untuk meningkatkan kerukunan, sekaligus menjalankan misi sosial. Yahh..mereka rutin menggelar kegiatan amal, melalui pentas musik dangdut. Lokasi yang disasar kebanyakan obyek wisata.
Minggu pagi (23 Desember 2018) misalnya, Pas Dendang manggung di obyek wisata Pantai Caruban Desa Gedongmulyo, Kecamatan Lasem. Sejumlah penyanyi beraksi menghibur pengunjung. Saat pentas berlangsung, ada anggota Pas Dendang keliling membawa kardus, menggalang dana suka rela dari anggota Pas Dendang maupun wisatawan.
Arif Sulistiono, anggota Pas Dendang dari Desa Karasgede, Kecamatan Lasem menuturkan uang yang terkumpul nantinya masuk kas dan akan disumbangkan. Semisal ada anggota paguyuban sakit atau terkena musibah, maupun masyarakat yang tertimpa bencana. Di sisi lain, ajang semacam ini diharapkan mempererat persaudaraan di kalangan seniman dan pekerja dangdut.
“Ya kita nggak berharap sich kena musibah. Istilahnya jaga – jaga kalau terjadi. Nggak hanya untuk anggota Pas Dendang kok, tapi seandainya ada bencana alam di mana gitu, kami bisa datang membantu. Paling tidak bisa meringankan beban mereka. Untuk acaranya kita bikin rutin. Saat banyak yang libur, kita ngumpul pentas di mana gitu, “ kata Arif.
Arif menambahkan pentas amal yang diadakan Pas Dendang, bekerja sama dengan pengelola wisata, utamanya di Pantai Caruban Gedongmulyo. Ia menganggap ada hubungan saling menguntungkan. Pas Dendang menghibur pengunjung, sehingga menjadi daya tarik. Begitu pula Pas Dendang dapat menjaga konsistensi paguyuban, sekaligus berkesempatan mencari tambahan uang kas.
“Sekarang Pantai Caruban jadi lebih ramai kok. Kita jajaki kerja sama dengan pengelola wisata maupun pihak – pihak lain. Tapi tujuan yang lebih penting, antar sesama seniman dan pekerja dangdut dapat bersatu, serta bisa saling membantu. Jangan karena ada masalah sedikit, mudah bersitegang, “ imbuhnya.
Sebelum di Pantai Caruban Desa Gedongmulyo, Pas Dendang juga sempat manggung di obyek wisata Watu Layar Desa Binangun, Lasem. Para penyanyi datang suka rela tanpa dibayar. Begitu pula untuk panggung dan sound system, semua hasil patungan sesama anggota paguyuban. (Didik Diantoro/ Musyafa Musa).