PLN Membedah Antara Pra Bayar Dan Pasca Bayar, Hal Ini Yang Disoroti
Meteran listrik model lama atau sistem pasca bayar.
Meteran listrik model lama atau sistem pasca bayar.

Rembang – Masyarakat pelanggan PLN di wilayah Kabupaten Rembang, mayoritas sudah menggunakan listrik pra bayar atau sistem pulsa. Totalnya mencapai 75 %. Sedangkan sisanya sekira 25 %, merupakan pelanggan pasca bayar, didominasi pelanggan lama.

Supervisor Tekhnik PLN Rayon Rembang, Nila Dewanti menuturkan bagi pelanggan pasca bayar, apalagi yang sering menunggak pembayaran rekening listrik 2 – 3 bulan, diarahkan segera pindah ke listrik pulsa. Terkadang mereka beranggapan menunggak tidak masalah, karena pasti akan ada petugas datang ke rumah untuk menagih.

“Yang pasca bayar itu pelanggan lama belum migrasi. Kita akui untuk pelanggan yang sering nunggak, jadi prioritas sosialisasi agar mau pindah. Kalau pasang baru, sekarang wajib pra bayar semua, “ tuturnya.

Nila Dewanti menambahkan untuk perhitungan KWH antara listrik pra bayar dengan pasca bayar, sebenarnya sama. Namun untuk listrik pasca bayar, dipakai atau tidak, harus tetap membayar beban rutin bulanan. Tidak demikian halnya dengan listrik pulsa, tinggal menyesuaikan besar kecilnya pemakaian.

“Kalau listrik pasca bayar pelanggan wajib bayar beban sesuai dengan dayanya. Yang listrik pra bayar nggak ada beban. Lha gimana untuk perhitungan KWH nya, listrik pulsa non subsidi Rp 1.467 per KWH. Rumah tanggah biasa sehari sudah pakai pendingin ruangan (AC), kami rata – rata habis hanya 2 KWH, “ terang Nila.

Sementara itu, Wijayanti, seorang pelanggan listrik sistem lama atau pasca bayar di Kota Rembang mengaku enggan pindah ke pra bayar, karena belum mempunyai waktu untuk mengurus ke kantor PLN. Selain itu menurutnya listrik pasca bayar lebih praktis, karena dirinya tidak perlu repot membeli pulsa, begitu listrik padam akibat pulsa habis. (MJ – 81).

News Reporter

Tinggalkan Balasan