DLH Rembang Sebut Meninggikan Cerobong Asap Bukan Solusi Tepat, Bagaimana Sebaiknya ??
Cerobong asap di pabrik garam Desa Dresi Kulon Kecamatan Kaliori.
Cerobong asap di pabrik garam Desa Dresi Kulon Kecamatan Kaliori.

Rembang – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang menekankan untuk mengurangi dampak polusi asap, pengusaha jangan hanya sekedar meninggikan cerobong asap.

Kepala DLH Kabupaten Rembang, Ika Himawan Afandi menyatakan peninggian cerobong bukan solusi yang tepat, karena justru hanya akan memindahkan polutan (zat yang mencemari lingkungan-Red) ke area lain yang lebih jauh.

“Mungkin yang dekat nggak kena, tapi desa-desa lain yang agak jauh, polutan-nya jatuh ke sana,” ujarnya, Jum’at (07 Maret 2025).

Ika menyarankan sebelum asap pabrik dibuang ke udara, dapat disaring dulu, sehingga emisi-nya sesuai dengan baku mutu.

“Ada pengurangan emisi sesuai dengan baku mutu udara. Salah satu caranya melalui penyaringan asap, sebelum dibuang ke udara,” tandas Ika Himawan.

Ia memperinci pembuangan asap tetap memakai cerobong. Namun ada pemasangan piranti scrubber untuk menyaring asap.

Jenis penyaring asap beragam. Tinggal disesuaikan dengan kadar emisi asap.

“Untuk memasang, kita harus melihat dulu kondisi di lapangan. Emisi yang dikeluarkan apa, kemudian penyaring yang dibutuhkan bagaimana. Tujuan paling pokok, asap yang keluar tidak melebihi baku mutu,” bebernya.

Sebelumnya, masyarakat Desa Dresi Kulon Kecamatan Kaliori mengeluhkan dampak asap dari pabrik garam.

Kondisi tersebut mengakibatkan warga sesak nafas. Dalam pertemuan di Balai Desa Dresi Kulon, hari Kamis (06/03), pihak pabrik akhirnya bersedia untuk meninggikan cerobong, agar warga yang tinggal di sekitar pabrik tidak terganggu. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan