

Rembang – Informasi adanya seorang anak laki-laki berusia 6 tahun siswa TK di Kota Rembang meninggal dunia, karena tak sengaja menelan buah rambutan, baru-baru ini, mengundang keprihatinan dan rasa duka mendalam.
Reporter R2B mencoba mengulas dari sisi medis, apakah memang sefatal itu jika rambutan tertelan ?
Kami pada Selasa siang (21/01) mewawancarai Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, dr. Samsul Anwar.
Menurutnya, kalau rambutan tanpa dikunyah, tiba-tiba tertelan dan menutupi saluran pernafasan, maka yang bersangkutan akan sangat sulit bernafas. Akhirnya meninggal dunia, jika tidak segera ditolong.
“Jangankan anak kecil, orang dewasa pun bisa meninggal dunia, kalau saluran nafasnya tertutup seperti itu,” ujarnya.
Dalam kondisi normal, seseorang mampu menahan nafas rata-rata antara 1,5 sampai 2 menit. Kalau anak kecil, kemungkinan kurang dari itu.
“Kalau anak-anak ya tahan nafasnya lebih pendek. Apalagi anak kecil, rongga mulutnya lebih kecil, rongga pernafasan sampai paru-paru, juga tidak selebar orang dewasa,” imbuh dr. Samsul Anwar.
Dokter dari Desa Pamotan Kecamatan Pamotan ini menambahkan apabila masyarakat menjumpai peristiwa semacam itu, langkah pertama sebagai penanganan darurat, dengan cara menepuk-nepuk punggung bagian atas.
Kalau belum berhasil, korban diminta agak membungkuk, kemudian dirangkul dari belakang dan ditekan perut bagian atas, supaya dapat mengeluarkan barang yang tertelan.
“Itu langkah darurat ya, biar cepat. Tapi jika belum bisa, sesegera mungkin dibawa ke medis terdekat,” terangnya.
Pasca kejadian tersebut, masyarakat dihimbau lebih berhati-hati. Jangan buru-buru ketika makan buah rambutan, untuk mengantisipasi kemungkinan langsung tertelan.
“Saat masuk ujung mulut, buahnya sambil dipegang tangan. Begitu mengelupas, biji dibuang. Kadang kan kupas, langsung dimasukkan buah sama bijinya. Habis itu bijinya baru dikeluarkan. Kecenderungan begitu, yang penting hati-hati,” pungkasnya. (Musyafa Musa).