

Pancur – Ada yang baru di Desa Trenggulunan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. Yah..namanya Trenggulunan Agro View (TAV), disebut pula kawasan Tugu Buah Naga.
Lokasinya di sebelah barat kampung. Dari kejauhan sudah langsung terlihat mencolok, karena terdapat replika buah naga berukuran besar, dengan warna merah menyala.
Belum lagi, pemandangan perbukitan dan hamparan sawah hijau berundak-undak.
Kepala Desa Trenggulunan, Bambang Siswanto mengatakan Tugu Buah Naga dibangun, berkat bantuan dari PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Rembang.
“Hari ini diresmikan. Terima kasih untuk PT PLN Nusantara Power UP Rembang,” tuturnya.
Ia membeberkan desanya terkenal menghasilkan buah naga, sehingga komoditas tersebut yang ditonjolkan sebagai ikon. Pihak desa sedang membangun jalan tembus, antara perkebunan buah naga dengan kawasan tugu, guna memudahkan akses pengunjung.
“Kalau panjang jalan tembus 1 kilo meter lebih, kita akan lakukan penataan jalan secara bertahap. Ini sudah ada, tapi belum selesai, target agro wisata, pengunjung bisa jalan kaki sambil metik buah,” kata Bambang.
Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Rembang, Mutaqin menyebut keindahan alam Trenggulunan, layak dijuluki Ubud-nya Rembang, karena mirip dengan keindahan Ubud di Pulau Bali.
“Luar biasa ini tempatnya, kita mendorong kedepan terus dikembangkan,” ujarnya.
Untuk memperkuat rencana program desa, instansinya sudah menyerahkan surat keputusan pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Parta di Desa Trenggulunan.
“Semoga dengan adanya Pokdarwis akan mempercepat aktivitas destinasi agro wisata,” imbuh Mutaqin.
Pohon Kaliandra
Sementara itu, Asnawadi Hidayat mewakili PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Rembang mengatakan pihaknya melakukan pendampingan di Desa Trenggulunan, karena banyak potensi alam yang layak dikembangkan.
“Selain itu akses jalan agak susah dan masih ada lahan-lahan kritis,” ungkapnya.
Pada Kamis pagi (28/11), bersama masyarakat dan lintas sektor menanam 100 buah bibit pohon Kaliandra di dekat lapangan volly Trenggulunan, sekaligus menyemarakkan Hari Menanam Pohon Indonesia. Tujuannya, pemulihan lahan kritis dan meningkatkan jumlah tanaman energi.
“Tujuan besarnya mengurangi batubara dengan mengganti kayu atau tanaman yang lebih ramah lingkungan. Paling cocok untuk tanaman pengganti atau tanaman energi yang bisa diterapkan adalah tanaman Kaliandra,” terang Asnawadi.
Asnawadi menimpali pendampingan dari PT PLN Nusantara Power merupakan program kontinyu, sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. (Musyafa Musa).