Rembang – Ada tiga hal yang menjadi sorotan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rembang, KH. Muhtar Nur Halim, terkait kondisi Kabupaten Rembang, akhir-akhir ini.
Muhtar menyebut situasi lingkungan di Kecamatan Sedan, Kecamatan Sale dan Pamotan, sungguh memprihatinkan.
Lalu lalang truk pengangkut hasil tambang, mengakibatkan mayoritas masyarakat menjadi tidak nyaman.
Kondisi tersebut sungguh jauh berbeda, apabila dibandingkan dengan situasi antara Kecamatan Sumber dan Kaliori.
“Ini jadi persoalan hidup kita. Ketika saya jalan di daerah Sedan, Sale, Pamotan, maka rasanya indah sekali dan nyaman ketika saya jalan di antara Sumber dan Kaliori. Coba jenengan hidup sehari saja, hampir 1 centi badan panjenengan akan berdebu, jika berada di wilayah Sale, wilayah Sedan. Ini harus diperhatikan,” ungkapnya.
Tiga Sentra Baru
Selain dampak tambang terhadap warga, Muhtar juga mengkritisi fenomena lebih dari 630 ribu warga di Kabupaten Rembang sebagai orang Muslim.
Tapi ironisnya masih banyak belum bisa membaca kitab suci Alqur’an. Ia membandingkan dengan Kabupaten Demak dan Wonogiri yang memiliki Peraturan Daerah, anak-anak lulus SD harus sudah lancar membaca kitab suci Alqur’an.
“Kebijakan yang belum berpihak kepada warga Muslim, masih banyak anak-anak di sini belum bisa membaca Alqur’an. Kenapa kita kalah dengan Demak, kenapa kita kalah dengan Wonogiri,” kata Muhtar.
Sedangkan masalah ketiga adalah angka kemiskinan di Kabupaten Rembang masih 14,02 %.
Pihaknya menyarankan kepada Pemkab untuk membentuk sentra-sentra perekonomian baru, seperti di Sulang, Lasem dan Pamotan, guna menurunkan kemiskinan.
“Rembang sebagai pusat administratif. Kalau tiga kecamatan tadi dijadikan pusat perekonomian baru, saya kok berprasangka baik kedepan akan menjelma menjadi kota besar,” imbuhnya.
Deretan masalah itu, menurutnya layak dimasukkan sebagai materi pertanyaan debat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang akan digelar KPU Kabupaten Rembang pada hari Selasa 12 November 2024 di Hotel Pollos Rembang. (Musyafa Musa).