Peduli Anak Stunting : Baznas Rembang Salurkan Kornet, Kapsul Kelor Dan Suplemen
Pihak Baznas Kabupaten Rembang menyalurkan bantuan bahan makanan bergizi, untuk anak stunting, Jum’at (08/11).
Pihak Baznas Kabupaten Rembang menyalurkan bantuan bahan makanan bergizi, untuk anak stunting, Jum’at (08/11).

Rembang – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Rembang, hari Jum’at (08 November 2024) membagikan lebih dari seribu kaleng berisi daging olahan (kornet), untuk membantu mengatasi anak stunting.

Ketua Baznas Kabupaten Rembang, Moh. Ali Anshory menjelaskan kornet disalurkan kepada 42 anak stunting.

“Setiap anak menerima 24 kaleng kornet,” terangnya.

Anshory meminta supaya kornet tersebut benar-benar dikonsumsi anak, jangan kemudian dimakan ibu-ibunya. Baznas bersama bidan desa akan mengevaluasi.

“Kalau nanti yang naik berat badan anak-anaknya, maka tepat sasaran. Tapi kalau yang naik berat badan ibunya, tidak tepat sasaran. Pokoknya jangan coba-coba ngincipi kornet, buat ibu-ibu, enak soalnya,” imbuh Anshory.

Selain kornet, ada pula suplemen dan kapsul kelor yang memiliki beragam manfaat untuk kesehatan, sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Ali Syofii membenarkan untuk mengatasi Balita stunting, asupan makanan mengandung protein harus ditingkatkan.

“Protein hewani didapat dari daging, telur dan ikan, protein nabati bisa diperoleh dari tahu, tempe. Jadi ini dikasih contoh, biar bapak ibu tidak ngasih makan anak-anak kerupuk sama sambel saja,” ungkapnya.

Ia menimpali anak stunting bukan hanya berdampak pada pertumbuhan tubuh tidak sesuai standard, tetapi juga berimbas dengan kurangnya perkembangan otak, organ tubuh tidak optimal dan daya tahan tubuh kurang bagus.

“Maka kami mengajak bapak ibu untuk rutin mengikuti Posyandu, sehingga tumbuh kembang anak-anak bisa terpantau,” imbuh Ali.

Sementara itu Asisten I Sekda Rembang Bidang Pemerintahan Dan Kesra, Agus Salim mendorong aparatur sipil negara (ASN) untuk rutin membayar zakat, karena di Kabupaten Rembang belum optimal.

“Per tahun belum sampai Rp 5 Miliar. Kalau semakin besar, manfaatnya untuk kembali ke masyarakat juga semakin banyak. Salah satu kelebihan dari Baznas ini, penggunaannya tidak serumit kayak APBD. Tetap ada pertanggungjawabannya, karena ada audit akuntan publik dan diperiksa secara berjenjang oleh Baznas provinsi,” tandasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan