

Rembang – Munculnya kalangan yang mempermasalahkan sosok calon Bupati perempuan, dianggap sebagai isyu ketinggalan zaman.
Muhammad Widad, Wakil Ketua Bidang Pemilih Pemula Dan Milenial DPD Partai Nasdem Kabupaten Rembang mengatakan dari sisi keseteraan gender, calon Bupati perempuan yang menjadi jagoan Nasdem, Vivit Dinarini Atnasari tidak masalah.
Nyatanya fenomena di tingkat bawah, ia berpendapat mayoritas warga tidak mempermasalahkan hal itu.
“Pahlawan emansipasi wanita RA Kartini meninggalnya di Rembang. Secara ideologis gender, beliau ini bukan hanya rujukan nasional, tapi inspirasi dunia. Masyarakat umumnya sederhana saja, nggak mempermasalahkan sosok kepemimpinan perempuan atau laki-laki,” ungkapnya, Selasa (08/10).
Apalagi di era pendidikan modern saat ini, kalau masih ada yang membeda-bedakan antara pemimpin pria dan wanita, baginya sudah tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang.
“Ini sebuah edukasi perjuangan nasional maupun internasional, banyak aktivis turun langsung, memperjuangkan kesetaraan gender. Saya aktivis PMII atau di badan otonom NU, saat Mapaba, masalah keseteraan gender itu ada materinya khusus mas,” imbuh Widad.
Sisi Agama
Soal kemudian muncul anggapan calon Bupati perempuan bertentangan dengan ajaran agama Islam, Widad menyebut kalau masalah tafsir, pemahaman setiap orang bisa berbeda-beda.
“Ini hanya soal penafsiran saja, kalau bicara tafsir kan banyak rujukan juga,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak aktivis Islam membolehkan calon Bupati perempuan, karena mereka memiliki rujukan dalil-dalil yang kuat.
“Ada tafsir yang menggambarkan perempuan nggak boleh memimpin dalam hal sholat, dalam hal rumah tangga, ok. Tapi kalau dari kepemimpinan sebuah daerah, faktanya daerah tersebut menjadi lebih maju, lebih baik dan maslahat untuk masyarakat, nggak masalah. Itu perwujudan keadilan gender,” imbuh Widad.
Tapi dirinya juga menghormati pandangan-pandangan lain, sebagai bentuk keterbukaan pendapat.
“Namun kalau saya, termasuk yang pro dengan kesetaraan gender,” pungkasnya. (Musyafa Musa).