Rembang – 61 Desa di Kabupaten Rembang masuk kategori miskin ekstrim, tersebar di 13 kecamatan.
Camat Sumber, Wijayanti menuturkan di wilayahnya terdapat 6 desa miskin ekstrim, meliputi Desa Lohgede, Ronggomulyo, Kedungtulup, Polbayem, Jatihadi dan Desa Pelemsari.
Angka kemiskinan di desa tersebut lebih tinggi, apabila dibandingkan dengan desa-desa lain.
“Hal itu mengacu data terakhir dari Provinsi Jawa Tengah tahun 2023,” ungkapnya.
Setiap tahun, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merilis perkembangan desa miskin ekstrim, sehingga bisa saja nanti statusnya akan berubah.
“Seperti Desa Randuagung dan Tlogotunggal, keduanya sudah lulus dari kemiskinan ekstrim,” beber Wijayanti.
Wilayah Perbatasan
Wijayanti menambahkan umumnya desa-desa miskin ekstrim berada di wilayah perbatasan dengan kecamatan atau kabupaten lain.
Misalnya, Desa Ronggomulyo berbatasan dengan Kabupaten Pati dan Blora, kemudian Desa Jatihadi berbatasan dengan Kabupaten Pati dan Desa Pelemsari berbatasan dengan Kecamatan Bulu.
“Sebenarnya saya pikir, Desa Jatihadi tidak masuk, tapi karena ini datanya masuk, ya kita ikuti saja,” terangnya.
Ia menyebut dikatakan desa miskin ekstrim karena memenuhi 9 indikator, seperti rumah tidak layak huni, sanitasi tidak layak sesuai standar kesehatan, warga mengidap penyakit kronis, warga lanjut usia (Lansia) terlantar, pendapatan kepala keluarga di bawah Rp 400 Ribu sebulan.
“Jadi ada 9 indikator, desa tersebut kategori miskin ekstrim,” imbuh Wijayanti.
Sementara itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz menyatakan pihaknya menggulirkan berbagai program untuk percepatan penanganan kemiskinan ekstrim.
Ia mencontohkan pembangunan rumah tidak layak huni, hingga santunan biaya hidup tiap bulan bagi warga terlantar mengidap penyakit kronis.
“Sumber anggaran dari desa, kabupaten, provinsi dan pusat kita optimalkan. Termasuk menggandeng sektor perbankan dan swasta. Target kita, desa-desa miskin ekstrim bisa segera tuntas,” tandasnya. (Musyafa Musa).