Rembang – Data penyandang disabilitas di Kabupaten Rembang dianggap belum lengkap, sehingga berpengaruh terhadap program pendampingan.
Data tersebut utamanya pengelompokan disabilitas berdasarkan jenis usaha dan ketrampilan yang dimiliki.
“Tolong dipetakan, ini pengusaha batik, ini pengusaha minuman. Data itu bisa menjadi acuan pemerintah untuk memberikan semacam pendampingan,” tutur Syahroni, penyandang disabilitas dari Kecamatan Sarang.
Slamet Santoso, penyandang disabilitas dari Kecamatan Bulu mendorong Pemkab Rembang meningkatkan layanan jemput bola, supaya penyandang disabilitas mendapatkan perkembangan informasi. Termasuk peluang kerja di sektor pemerintah maupun swasta.
“Kendala kami adalah akses. Kalau tidak ada jemput bola, informasi ditail, kami pun sulit mendapatkan informasi. Itu yang kami rasakan. Kami yakin, kami memiliki kemauan dan kemampuan pastinya,” tandas Slamet.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kabupaten Rembang, Prapto Raharjo menyatakan pihaknya sedang melakukan uji coba pembaruan data disabilitas dari tingkat desa di 3 kecamatan, meliputi Lasem, Sulang dan Kecamatan Kragan.
Di tiga kecamatan itu tercatat ada 405 orang penyandang disabilitas. Nantinya data akan menjadi dasar menentukan program kegiatan.
Salah satu strategi dengan menggandeng perusahaan. Mereka akan diajak untuk memberdayakan kaum disabilitas.
“Apakah mereka memerlukan alat bantu, kursi roda, kaki palsu atau tangan palsu. Termasuk mungkin mereka punya ketrampilan, kebutuhan apa yang mereka butuhkan dan belum dipenuhi pemerintah. Ini semacam kita lelangkan ke perusahaan-perusahaan, apa yang bisa dibantu. Sudah kita rapatkan bersama Disnaker,” beber Prapto.
Prapto menambahkan total keseluruhan penyandang disabilitas di Kabupaten Rembang saat ini mencapai 2.577 orang. Nantinya data akan terus diperbarui, supaya program tepat sasaran. (Musyafa Musa).