Catatan Petugas Haji (25-Selesai) : Botol Air Zam-Zam Jatuh Di Depan Petugas Bandara Jeddah, Berujung Alhamdulillah
Membeli air Zam-Zam di Bandara King Abdul Aziz Jeddah Arab Saudi. (Foto atas) Tiba di Bandara Soekarno Hatta.
Membeli air Zam-Zam di Bandara King Abdul Aziz Jeddah Arab Saudi. (Foto atas) Tiba di Bandara Soekarno Hatta.

Makkah – 27 Juli 2023 dini hari waktu Arab Saudi, rombongan kami para petugas haji sudah tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, untuk proses kepulangan ke tanah air.

Kita diarahkan membeli air Zam-Zam di dekat pintu masuk utama bandara. Setelah menunggu antrian hampir 15 menitan, akhirnya mendapatkan air zam-zam kemasan 5 liter, dengan harga 8,5 Real atau sekira Rp 35 Ribu.

Air Zam-Zam terbungkus kemasan kardus. Lantaran nantinya masuk bagasi pesawat, masing-masing harus menuliskan nama di kardus, supaya memudahkan ketika pengambilan.

Cukup banyak petugas haji yang membawa air Zam-Zam dalam bentuk botol-botol kecil, disimpan di saku rompi seragam. Kebetulan saat pulang pun, kita masih harus mengenakan seragam petugas.

“Ya coba-coba saja, siapa tahu lolos,” kata seorang rekan.

Saya termasuk yang ikut membawa beberapa botol kecil berisi air Zam-Zam. Saat pemeriksaan X-Ray, tak disangka-sangka salah satu botol air Zam-Zam di saku rompi depan terjatuh, karena posisi saya sempat membungkuk.

Tentu saja hal ini langsung menyedot perhatian petugas bandara. Alhamdulillah ia hanya tersenyum waktu itu dan lolos. Botol air Zam-Zam saya masukkan lagi ke saku rompi.

“Petugas tidak menegur atau mengambil botol air Zam-Zam tersebut. Mungkin dikira untuk bekal air minum selama penerbangan,” pikirku lega.

Ternyata rekan-rekan sesama petugas haji yang spekulasi membawa tambahan air Zam-Zam di botol kecil, juga tidak masalah. Meski sejak awal, tidak disarankan.

Detik-detik meninggalkan tanah suci.
Detik-detik meninggalkan tanah suci.

Kepulangan petugas haji secara bergelombang ke tanah air dibagi dalam beberapa kali penerbangan, dengan maskapai Saudi Arabia Airlines dan Garuda Indonesia.

Saya bersama rombongan kebagian Saudi Arabia Airlines. Termasuk melegakan, karena ketentuan barang bawaan kabin dan bagasi di Saudi Airlines bisa lebih banyak ketimbang Garuda Indonesia.

Di Garuda, berat tas kabin maksimal 7 Kg dan berat barang bagasi maksimal 30 Kg (kelebihan bagasi dikenakan biaya 10 Real/Kg).

Sedangkan Saudi Airlines, berat tas kabin maksimal 7 Kg dan barang bagasi maksimal 23 Kg x 2 Kolli (kelebihan barang bagasi dikenakan biaya 75 real/Kg).

Setelah semua pemeriksaan beres, kita menunggu jam penerbangan. Lantaran masih agak lama, sebagian memilih istirahat di kursi bandara. Hingga akhirnya pukul 03.35 waktu setempat, kita terbang ke Indonesia. Sedih karena meninggalkan tanah suci, tapi di sisi lain juga bersyukur semua dimudahkan.

Hampir 10 jam penerbangan, pesawat mendarat dengan lancar di Bandara Soekarno Hatta, sekira pukul 17.45 WIB.

Di sinilah memakan waktu lumayan lama, untuk mencari barang-barang bawaan kita di tempat pengambilan. Selain jumlah koper banyak, bentuknya juga sama, sehingga adanya nama dan tanda khusus akan sedikit memudahkan. Ada beberapa rekan yang mengaku kehilangan air Zam-Zam miliknya.

“Punyaku (air Zam-Zam) nggak ada, sudah saya cari di pusat pengambilan, nggak ketemu, padahal tadi sudah saya kasih nama. Waktu itu saya masih sibuk ngurusi pengambilan koper, proses pengambilan bareng-bareng soalnya,” ungkap seorang rekan.

Disambut Menteri Agama

Begitu sudah pasti tidak ada barang ketinggalan, saya bergegas keluar. Kami disambut langsung oleh Menteri Agama, Gus Yaqut Cholil Qoumas bersama pegawai terkait di jajaran Kementerian Agama.

“Terima kasih, terima kasih,” ujar Gus Yaqut tersenyum sambil menjabat tangan petugas haji.

Di teras bandara, petugas haji memperoleh tambahan air Zam-Zam lagi sebanyak 5 liter per orang, sehingga totalnya menjadi 10 liter.

Dari bandara, ada yang langsung dijemput keluarga, tapi banyak pula yang berombongan dijemput bus carter, untuk melanjutkan perjalanan pulang ke daerah masing-masing.

Saya bersama belasan orang lainnya naik bus. Di tengah perjalanan memasuki wilayah Jawa Tengah, kami berhenti untuk sholat dan menikmati makan malam. Waktu itu lahap sekali, bahkan sampai nambah.

“Lezatnya sayur lodeh, serta segarnya teh manis dan kopi hangat, menjadi penanda kita kembali ke Indonesia,” pungkas teman sambil nyeruput kopi.

Bus kemudian nge-gass lagi menuju Pekalongan – Semarang – Rembang. Akhirnya rombongan kita sampai di tujuan dengan selamat, disambut senyuman hangat keluarga, setelah hampir 2 bulan kita tinggalkan melayani para tamu Allah.

Saya do’akan, semoga anda sekeluarga dilancarkan menuju tanah suci, menunaikan ibadah umrah dan haji. Aamiin. Selesai. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan