Alasan Warga Tertarik Tanam Kedondong, Desa Ini Menjadi Pusatnya
Warga memanen buah kedondong di Desa Trenggulunan Kecamatan Pancur.
Warga memanen buah kedondong di Desa Trenggulunan Kecamatan Pancur.

Pancur – Desa Trenggulunan Kecamatan Pancur tidak hanya terkenal sebagai penghasil buah naga, tapi dibalik itu ternyata merupakan pusatnya buah kedondong.

Ratusan pohon kedondong ada di kampung ini, bahkan belakangan semakin dikembangkan.

Suwarji, seorang pemilik pohon kedondong mengungkapkan untuk penjualan, biasanya menggunakan sistem tebas oleh tengkulak.

“Kapyukan ngoten, borongan. Perkiraan dapat berapa ton, harga berapa tinggal ditotal semua,” ujarnya, Selasa (26/03).

Dari sisi harga memang tidak sebagus buah naga. Menurutnya, kedondong sekarang paling hanya laku Rp 4 Ribu per Kg. Hasil panen, kebanyakan masuk pabrik untuk bahan membuat asinan.

“Pas panas banter, harganya bisa sampai Rp 7.500 – 8.000 per Kg,” imbuh Suwarji.

Ada alasan khusus, kenapa semakin banyak petani tertarik menanam kedondong.

Salah satunya yakni perawatan sangat mudah. Apalagi bunganya tidak mudah rontok, ketika hujan.

“Perawatannya paling enak, nggak usah nyemprot-nyemprot. Malah rawan buah mangga, penyakitnya banyak. Kedondong dibiarkan saja, wayah kembang ada hujan, nggak rontok. Lha kalau mangga, rontok,” terangnya.

Hanya saja ketika curah hujan tinggi, penampilan kulit buah kedondong sering berubah menjadi coklat kehitam-hitaman.

“Kalau kemarau, buahnya bisa klemis-klemis, hijau gitu. Buah ini kan nggak mengenal musim, mau penghujan atau kemarau, waktunya berbuah ya berbuah,” pungkas Suwarji.

Dikutip dari laman alodokter.com, buah kedondong memiliki manfaat bagi kesehatan, diantaranya meningkatkan daya tahan tubuh, lantaran sumber antioksidan, vitamin A dan vitamin C, menurunkan risiko penyakit jantung karena kaya serat, menjaga kesehatan mata, melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan kulit serta menurunkan berat badan. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan