120 Miliar Melayang Ke Daerah Lain, Bupati Sangat Menyayangkan
Rencana pembangunan Pasar Rembang yang gagal terwujud.
Rencana pembangunan Pasar Rembang yang gagal terwujud.

Rembang – Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengaku sangat menyayangkan anggaran sebesar Rp 120 Miliar dari pemerintah pusat untuk pembangunan Pasar Rembang, akhirnya jatuh ke tangan daerah lain.

Hal itu terjadi, setelah adanya penolakan pemindahan pasar oleh pedagang.

Abdul Hafidz menuturkan pihaknya sudah merombak 7 pasar besar menjadi lebih bagus, diantaranya Pasar Kragan, Pandangan, Sarang, Sedan, Pamotan, Lasem dan Pasar Sulang.

“Dari total 11 pasar, 7 pasar yang besar-besar sudah kita tata,” terangnya.

Khusus Pasar Rembang, Pemkab sudah berjuang ke tingkat pusat untuk mencari anggaran. Angkanya mencapai Rp 120 Miliar, disahkan melalui Peraturan Presiden (Perpres).

Ia menyesal sampai tahun ini rencana tersebut gagal. Alasan pemindahan pasar ke Kampung Baru Sumberjo, berjarak sekira 300 an Meter dari pasar sekarang, semata-mata demi penataan kota.

“Nggak mindah sebenarnya, tapi menggeser, wong jaraknya kira-kira 300 an Meter saja,” imbuh Hafidz.

Dari hasil kajian teknis dengan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, muncul rekomendasi kalau Rembang ingin tampak kotanya, pasar harus digeser. Mengingat, jantung kota ada di tempat tersebut.

“Kenapa kita ngotot menggeser pasar, ya karena alasan studi kota, bekerja sama dengan Undip tersebut,” tandasnya.

Menurutnya, anggaran Rp 120 Miliar yang melayang, sangat disayangkan. Apalagi waktu itu telah disetujui langsung oleh Presiden Jokowi.

“120 M pindah ke daerah lain, kan eman-eman. Saya masih ingat dipanggil pak Presiden di Bogor, pak Jokowi tanya Rembang minta apa, saya jawab Pasar Rembang pak. Langsung ada Perpresnya, nggak tanggung-tanggung,” kata Bupati.

Hafidz menimpali kalau Pasar Rembang jadi di Kampung Baru Sumberjo, lahan bekas pasar akan difungsikan sebagai ruang terbuka, dengan dilengkapi pertokoan modern.

“Impian saya Rembang akan kelihatan kotanya, bekas pasar akan kami jadikan tempat terbuka, pinggirnya tak kasih ruko yang mewah koyok Malioboro gitu. Bukan untuk jual kebutuhan harian, tapi jual orgen, tv, nggo perkantoran, nggo perbankan, ngarepe terbuka,” bebernya.

Ditata Tanpa Memindah

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Rembang, Sutono dalam sesi wawancara sebelumnya menyatakan pihaknya tetap ingin Pasar Rembang bertahan di lokasi sekarang, karena alasan lebih strategis.

Ia berharap Pemkab justru menata pasar yang sudah ada, tanpa harus memindah.

“Apalagi kondisi pasar kumuh dan sering banjir. Kita penginnya tetap di sini. Kalau dipindah ke barat (Kampung Baru), khawatir malah tambah sepi,” ungkap Sutono. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan