Rembang – Sejumlah faktor masih menjadi kendala para investor besar mau masuk ke Kabupaten Rembang.
Ali Mustofa, perwakilan manajemen pabrik sepatu di Rembang mengungkapkan masalah tersebut, saat berlangsung Forum Perangkat Daerah di Aula Bappeda, hari Selasa (19 Maret 2024).
Ali mempertanyakan daya dukungnya apa, setelah penetapan kawasan industri seluas 3 ribu hektar di Kabupaten Rembang.
Ia menyebut kendala transportasi, dari Semarang ke Rembang kadang ditempuh sampai 5 jam. Apalagi ketika terjadi banjir di jalur Pantura seperti sekarang, akan lebih lama.
“Padahal kalau lancar, bisa ditempuh 2 atau 3 jam. Sampai di Rembang, kepala investor pusing dan diskusinya sudah nggak asyik lagi,” tuturnya.
Termasuk Pelabuhan Sluke, menurutnya kedepan harus dioptimalkan, karena investor berharap bisa mengirim barang-barang keluar negeri, tidak perlu ke Jakarta atau Surabaya.
“Bayangan para investor, ekspor cukup lewat pelabuhan di Sluke itu. Mereka melihat kapal tongkang sudah keluar masuk. Sering ditanyakan, termasuk dari pimpinan saya sendiri, pelabuhan sudah berfungsi atau belum,” ungkapnya.
Kemudian faktor air, pabriknya PT Parkland World di Jalan Rembang – Pamotan, ketika musim kemarau, harus membeli air rata-rata 50 tangki setiap hari.
“Kesediaan air juga menjadi perhatian. Kita mau ngebor, jalur izinnya juga sangat panjang,” kata Ali.
Ali menimpali di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, pabriknya dalam waktu dekat ini akan segera beralih memproduksi sepatu merek baru.
“Yang merek baru ini direct langsung dari pemberi order, sedangkan yang merek lama paling nantinya cuman subkon, bukan produk utama kami lagi. Kalau nggak pakai cara gitu, bisa-bisa kolaps,” imbuhnya.
Tanggapan Pemkab Rembang
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rembang, Affan Martadi membenarkan kondisi jalan Pantura memang sudah saatnya didukung percepatan pembangunan jalan tol.
“Waktu banjir besar, pak Bas (Menteri PU) akan ngegas jalan tol Semarang – Surabaya. Memang betul itu pak,” terangnya.
Ia mengisahkan rekannya dari luar daerah sering membatalkan rencana ngopi ke Lasem, karena begitu mengecek google maps, banyak terjadi kemacetan.
“Sekali buka google maps, dia nggak jadi, karena merah (macet) semua,” ujar Affan.
Soal pelabuhan Sluke, Affan menyebut sudah beroperasi, tapi belum bisa dikembangkan, karena sejumlah kendala.
Affan menimpali kawasan industri baru ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW). Tindak lanjutnya, Pemkab Rembang akan menyusun rancangan induk (grand design), bagaimana mengelola dan memanfaatkan kawasan industri.
“Jadi nanti akan kami susun secara teknis pak, biar ketika investor melirik Rembang, bukan melirik langsung balik kanan. Tapi tertarik untuk melangkah lebih lanjut,” tandasnya.
Selain industri padat karya yang menyedot tenaga kerja dalam jumlah besar, menurut Affan sektor industri lain juga akan terus didorong oleh pemerintah. (Musyafa Musa).