Assalamualaikum Wr. Wb.
Rembang – Menjadi petugas haji di tahun 2023, adalah salah satu anugerah terindah yang pernah saya dapatkan.
Semula saya ingin menutup rapat kisah perjalanan ini, namun kemudian terbersit ide untuk berbagi cerita. Siapa tahu melalui tulisan, justru akan bermanfaat bagi orang lain, terutama untuk para jemaah dan petugas haji sendiri.
“Sebagai dokumen digital, selamanya. Ketika orang googling, bisa menemukan tulisan ini. Misal kelak ketika saya sudah tidak ada, orang lain masih bisa baca,” pikirku pada suatu malam.
Berawal dari situ, izinkan saya mulai cerita berseri, sejak persiapan berangkat hingga kepulangan.
Seminggu sebelum berangkat atau menjelang akhir bulan Mei 2023, saya harus melengkapi banyaknya dokumen persyaratan.
Mulai dari paspor, mengurus eVisa, vaksinasi, surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), rekening BSI, surat keterangan bebas Narkoba, hingga medical check up.
“Alhamdulillah, untuk urusan dokumen dilancarkan semua,” ucapku setiba di rumah.
Nah..selain membereskan syarat administrasi, persiapan manasik dan pakaian tak kalah penting.
Pada saat hari keberangkatan dari rumah, saya kebetulan membawa bekal pakaian cukup banyak.
Ini yang kurang tepat. Padahal sebaiknya betul-betul diminimalkan sesuai kebutuhan. Soalnya, kelak ketika pulang, biasanya barang bawaan anda dari sana akan semakin banyak.
“Bawa sedikit saja, malah lebih baik. Kira-kira 3 setel sudah cukup plus sarung. Apalagi kalau petugas haji, sudah ada alokasi seragam khusus, nggak perlu banyak-banyak,” kata seorang rekan mengingatkan.
Tapi karena sudah terlanjur, ya sudah. Yang unik, saya tidak membawa handuk. Kebetulan seorang teman lebih dulu menyarankan membawa kanebo sebagai pengganti handuk. Kanebo biasanya untuk mengelap kendaraan, setelah dicuci.
Saya ikuti saran tersebut dan ternyata sangat bermanfaat selama di tanah suci. Habis mandi, tinggal peras, lap-lap-lap, langsung kering.
“Kanebo termasuk salah satu barang yang saya rekomendasikan untuk dibawa. Kelihatannya sepele, tapi sangat bermanfaat. Habis tulisan ini, saya sambung dengan cerita proses keberangkatan,” Wassalamualaikum Wr. Wb. (Musyafa Musa).
