Jaga Rahasia Sampai Hari H, Kisah Pembatik Yang Karyanya Dipakai Dalam KTT Asean
Henri Setiawan pemilik batik Maranatha Ongs. (Foto atas) Presiden Republik Korea H.E Yoon Suk Yeol memakai batik tulis Lasem saat forum KTT Asean.
Henri Setiawan pemilik batik Maranatha Ongs. (Foto atas) Presiden Republik Korea H.E Yoon Suk Yeol memakai batik tulis Lasem saat forum KTT Asean.

Lasem – Belum banyak yang tahu, ternyata batik tulis Lasem dipakai para pemimpin negara dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-43 di Jakarta, baru-baru ini.

Mereka mengenakan saat makan malam di Hutan Kota Gelora Bung Karno Jakarta, bersama dengan Presiden Joko Widodo.

Produk batik tulis Lasem yang digunakan belasan pemimpin negara itu berasal dari Maranatha Ongs Art, Desa Karangturi Kecamatan Lasem.

Pemimpin negara yang memakai batik tulis Lasem yakni Perdana Menteri Kamboja Samdev Moha Borvor, Sultan Haji Hassanah Bolkiah Brunei Darussalam, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao.

Selanjutnya Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Perdana Menteri Singapura H.E Lee Hsien Loong, Presiden Philipina Ferdinand L Marcos, Presiden Republik Korea H.E Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Thailand Sijasak Puangkhetkeow, serta Perdana Menteri China Li Qiang.

Henri Setiawan pemilik batik Maranatha Ongs mengaku pada awalnya tidak menyangka karyanya akan dipakai dalam KTT Asean. Waktu itu ada pengunjung datang mengaku dari Kementerian Sekretariat Negara, ingin mencari batik motif pesisiran.

Namun harus melalui kurasi atau pemeriksaan terlebih dahulu, layak atau tidak. Hingga akhirnya pada kedatangan kedua, tamu tersebut baru mengabarkan batik dari Maranatha Ongs terpilih.

“Tapi saya diwanti-wanti jangan dibocorkan dulu sampai hari H. Saat hari pelaksanaan gala dinner, saya lihat di tayangan TV, ternyata betul batik kami yang dipakai pemimpin negara. Awalnya saya pikir bercanda, “ tuturnya.

Henri mengisahkan perasaannya sangat bangga, batik-batiknya dipakai para pemimpin negara. Ia bersama sang isteri pun tambah semangat menelurkan karya-karya baru.

“Kalau perasaan ya senenglah, karena dari beberapa tempat dan batik pesisir banyak pengrajin. Bangga juga bisa mewakili pengrajin Rembang, paling nggak membanggakan kabupaten dengan karyanya kita, apalagi itu kurasinnya langsung dari istana, ” imbuh Henri.

Henri optimis kedepan batik tulis Lasem akan semakin eksis di dunia internasional. Selain motif khas, Batik Lasem juga memiliki sejarah panjang yang menarik. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan