Sering Orang Bertanya, Kenapa Tak “Seindah” Namanya ?? Kades Kisahkan Legenda Sapi Tenggelam
Desa Kedung Kec. Pancur. (insert) Warga mengambil air dengan jirigen dan Kades Kedung, Suhadi.
Desa Kedung Kec. Pancur. (insert) Warga mengambil air dengan jirigen dan Kades Kedung, Suhadi.

Pancur – Namanya Desa Kedung. Dalam bahasa Jawa, Kedung berarti sebuah tempat berlimpah air, dengan genangan air yang cukup dalam.

Tapi tidak demikian kondisi sesungguhnya, karena kampung ini justru mengalami kesulitan air bersih yang tergolong cukup parah, saat musim kemarau panjang seperti sekarang.

Yah..begitulah nasib Desa Kedung Kecamatan Pancur, antara nama dan fakta yang terjadi, sungguh bertolak belakang.

Kepala Desa Kedung, Suhadi mengakui sering menerima pertanyaan dari orang lain yang merasa heran dengan nama Desa Kedung.

“Sering mas, sering ada yang tanya begitu. Namanya Kedung kok sulit air, “ tuturnya, Selasa (19/09).

Ia mengisahkan jika merunut cerita nenek moyang terdahulu, kala itu Kedung memang kaya sumber air. Suatu hari ada penggembala ternak sapi menunggu sapinya.

Setelah kenyang makan rumput di lahan, sapi minum air di sebuah kedung besar. Tiba-tiba sapi terjerembab masuk hingga tenggelam. Karena merasa jengkel, konon sang penggembala menutup sumber air di dalam kedung tersebut.

“Jadi cerita turun temurun begitu. Sapi masuk ke dalam kedung, penggembala nutup sumber air menggunakan duk (serabut hitam), sehingga nggak ada sumber air lagi. Itu semacam legenda, soal benar tidaknya, generasi sekarang ya nggak tahu, “ imbuh Kades.

Suhadi menambahkan sebenarnya pemerintah desa sudah berulang kali mengebor sumur, untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat. Namun sejauh ini belum membuahkan hasil yang memuaskan.

“Seingat saya sudah 3 kali ngebor, gagal terus, “ terangnya.

Masyarakat Desa Kedung sangat berharap pemerintah merealisasikan pembangunan Embung Trenggulunan yang pernah diwacanakan jauh-jauh hari oleh pemerintah. Kalau Embung Trenggulunan terwujud, Suhadi optimis aliran air bisa sampai ke desanya

“Wah kalau Embung Trenggulunan jadi, setidaknya warga sini nggak sulit air lagi ketika musim kemarau, “ pungkas Suhadi.

Sehari-hari warga Desa Kedung mengandalkan suplai air dari Desa di atasnya, yakni Johogunung. Itu pun sudah lama macet pada musim kemarau, sehingga lebih menantikan bantuan dari pemerintah maupun pihak-pihak yang peduli. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan