Rembang – Paguyuban Pedagang Pasar Rembang masih pada pendiriannya, menginginkan revitalisasi pasar di lokasi yang sekarang. Mereka menolak pindah ke lokasi Kampung Baru, Sumberjo atau berjarak sekira 250 an Meter dari pasar lama, karena alasan lokasinya kurang strategis.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Rembang, Sutono menjelaskan banyak pedagang yang dulu pernah merasakan berjualan di Kampung Baru, Sumberjo.
Karena sepi, kemudian pasar dipindah lagi ke timur (lokasi sekarang-Red).
“Kami juga pernah menjadi pelaku, pernah di sana betul-betul nggak berjalan. Nggak bertahan lama dan akhirnya minta pindah ke timur, “ ujarnya.
Ia memohon revitalisasi pasar tetap di titik saat ini, bukan dipindah. Pihaknya sudah pernah bertemu dengan Sekretaris Daerah (Sekda), Wakil Bupati Rembang maupun DPRD, untuk menyampaikan aspirasi tersebut.
Perwakilan pedagang sebenarnya ingin audiensi langsung dengan Bupati Rembang, Abdul Hafidz. Namun angan-angan itu, belum terwujud (hingga berita ini diturunkan, April 2023-Red).
“Permohonan bisa bertemu dengan pak Bupati, tapi belum sampai hari ini. Saya kira terkait komunikasi, belum ada secara intens, “ kata Sutono.
Kalaupun Pemkab Rembang ingin tetap memindahkan pasar, mantan Kepala Desa Tasikharjo Kecamatan Kaliori ini menyarankan jangan di Kampung Baru Sumberjo, melainkan bisa mencari tempat yang lebih strategis. Salah satunya di Jalan Rembang – Blora.
“Revitalisasi pasar di tempat sekarang, menjadi usulan prioritas kami. Kalau kita diajak dialog soal pindah, jangan di barat (Kampung Baru), mungkin di sekitar Galonan. Itu jadi PR-nya Pemkab selaku pemangku kebijakan, “ pungkasnya.
Anggota Komisi II Bidang Ekonomi DPRD Rembang, Gunasih berpendapat bola sekarang ada di tangan pemerintah kabupaten.
Menurutnya, kalau secara studi kelayakan pasar harus dipindah, Pemkab segera tegas melangkah. Apalagi jika anggarannya sudah tersedia.
“Tapi benar-benar direncanakan dengan matang, perencanaan dan tata kelola fasilitas di pasar tersebut, semua jelas. Yang lebih penting ketersediaan anggaran. Kalau sudah dianggarkan, ya sudah dilaksanakan saja, “ ungkapnya.
Sebaliknya kalau Pemkab Rembang ternyata masih mempertimbangkan keluhan para pedagang dan mendengar masukan dari sejumlah pihak agar bertahan di lokasi saat ini, Gunasih berharap Pasar Rembang ditata menjadi pasar yang sehat.
“Pro kontra di mana-mana pasti ada, tiap bicara soal pasar. Kita menunggu keputusan dari Pemkab. Kalau pasar dipertahankan di tempat sekarang, ya ditata, direhab dengan baik biar menjadi pasar sehat, “ imbuh politisi Partai Demokrat ini.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz dalam sebuah sesi wawancara menyampaikan pihaknya belum ada wacana memindah pasar ke Jalan Rembang – Blora, karena alasan terlalu jauh.
“Saya waktu itu sowan Mbah Mus (Kiai Mustofa Bisri/Gus Mus) sama pak Wakil Bupati, Mbah Mus menyampaikan nek pindah ojo adoh-adoh (kalau pindah, jangan jauh-jauh). Beliau selaku tokoh, selaku ulama, kita minta pandangan-pandangannya, “ terangnya.
Bagaimana kalau di sekitar GOR Mbesi Rembang ? Bupati menyebut tidak hanya terlalu jauh, tapi akan banyak menuai penolakan.
“Bukan terlalu jauh, tapi sangat jauh. Malah kayak apa nanti, “ ujar Bupati.
Hafidz menimpali tanah aset milik pemerintah kabupaten yang dekat kota dan layak untuk dibangun pasar, hanya ada di Kampung Baru. Jika pengadaan tanah di tempat lain, kendala waktu menjadi pertimbangan.
“Kalau anggaran berat sich nggak, cuman waktunya. Minimal kita cari tanah 3 – 4 hektar, apakah ada, Pemda punyanya ya di Kampung Baru itu yang dekat kota, “ ucapnya.
Pemerintah pusat sendiri sudah menyiapkan anggaran Rp 120 Miliar untuk pembangunan pasar, asalkan ada kesepakatan dengan para pedagang.
“Uangnya sudah disiapkan pemerintah pusat. Tapi kementerian PUPR minta tetap ada kesepakatan. Kalau ndak sepakat, ya mungkin tidak. Eman-eman mas uang Rp 120 Miliar, apalagi misi saya baik, “ kata Bupati.
Jika melihat di luar pedagang pasar, Bupati mengamati dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), berbagai kalangan mendukung Pasar Rembang dipindah.
“Kalau bicara pasar kan ada pedagang, konsumen, pengguna jalan, termasuk pemasok barang. Ya sering saya mendengar mereka setuju pasar digeser, “ tandasnya.
Meski demikian, Bupati memerintahkan dinas terkait untuk terus melakukan komunikasi dengan para pedagang, dijelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan.
“Muda-mudahan ada titik temu, karena semua kita gratiskan. Tapi kalau ndak menghendaki ya ndak apa-apa. Cuman karena ini tujuannya baik, saya selaku kepala daerah, kalau takluk begitu saja kan ndak baik, “ paparnya.
Jika nantinya jadi dipindah ke Kampung Baru yang areanya lebih luas yakni hampir 2,3 hektar, lahan bekas pasar seluas 1,4 hektar tersebut akan dijadikan ruang terbuka, dengan konsep pertokoan modern.
“Kita buat tempat terbuka, pinggir-pinggirnya dibangun ruko yang mewah, untuk perbankan dan sejenisnya, biar kelihatan kotanya. Selama ini kan nggak jelas, Rembang kotanya di mana, “ pungkas Hafidz. (Musyafa Musa).
Setuju pasar dipindah…. yg tidak setuju disinyalir tersirat sebuah peristiwa yg lalu
Relokasi pasar wajib dilakukan
Takutnya nanti seperti pasar modern Lasem , sudah dibangun dan ditata dengan baik malah para pedagang e nggak mau menempati .