“Ada Hewan Masuk Telinga, Tenggelamkan. Pakai Apa…???”
Dokter spesialis THT RSUD Soetrasno Rembang, Nurul Uly Rosidah.
Dokter spesialis THT RSUD Soetrasno Rembang, Nurul Uly Rosidah.

Rembang – Siapa sangka ternyata kotoran pada telinga juga memberikan manfaat. Salah satunya ketika ada hewan masuk ke dalam telinga, kotoran tersebut dapat berfungsi sebagai racun, sehingga hewan akan mati.

Dokter spesialis THT RSUD Soetrasno Rembang, Nurul Uly Rosidah menyampaikan hal itu, saat talk show di Radio R2B, Selasa siang (07 Maret 2023).

Nurul mengungkapkan adanya kotoran di dalam telinga merupakan hal normal. Justru kalau telinga tidak ada kotorannya alias selalu kinclong, patut dipertanyakan.

“Kalau telinga terlalu licin dan kinclong, ketika ada sesuatu yang masuk, langsung srut masuk gendang telinga. Misal ada hewan masuk pengin keluar, tangan dan kakinya mencabik-cabik kena gendang telinga, lukanya lebih parah. Kalau ada kotoran telinga, ibaratnya itu racun buat dia, bisa mati, “ tuturnya.

Saat ditanya pengalaman dalam menangani pasien ada hewan apa saja yang pernah masuk ke telinga pasien ?

Dokter asli Juwana Kabupaten Pati ini menimpali rata-rata semut, rangrang, kecoa, kemudian benda penthol korek hingga bulu ayam. Kejadian kecoa masuk telinga, termasuk membuatnya keheranan.

“Kok bisa ada kecoa masuk telinga, gede ukurannya, sakit banget. Dia tidurnya di mana gitu. Kalau di telinga ada kotorannya, hewannya nggak mati-mati. Kalau ada kotorannya, akan gampang mati. Kalau penthol korek sama bulu ayam, biasanya untuk kili-kili telinga, yang katanya geli-geli enak, “ imbuh Dokter Nurul tersenyum.

Ketika ada hewan masuk telinga, ia menyarankan untuk memasukkan cairan minyak kelapa, baby oil atau cairan lain yang bisa membuat hewan tersebut mati dulu. Setelah itu, baru datang ke dokter spesialis THT terdekat.

“Kata bu Susi (Menteri Kelautan Dan Perikanan kala itu-Red) tenggelamkan. Saran saya pakai minyak kelapa dan baby oil. Kalau pakai minyak kayu putih biasanya perih. Pakai air, kadang hewan mati, kadang nggak, “ terangnya.

Dalam talk show tersebut, dokter Nurul Uly Rosidah menyampaikan banyak hal tentang gangguan pendengaran, sebagai wujud kampanye Hari Pendengaran Sedunia yang jatuh setiap tanggal 03 Maret.

Ia mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, istirahat dan olahraga teratur sejak usia muda, sehingga kebiasaan tersebut dapat berimbas positif terhadap kualitas pendengaran, meski kelak sudah berusia lanjut.

“Umumnya gangguan pendengaran terjadi di atas usia 60 tahun. Tapi banyak juga yang usianya lebih dari 60 tahun, masih ok-ok saja. Hal itu tidak lepas dari pola hidup sehat yang diterapkan. Jika ada keluhan, RSUD dr. R. Soetrasno Rembang membuka layanan THT tiap Senin – Sabtu, ada 2 titik, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan