“Penularan Sudah Mengerikan, Mohon Tolong Desa Kami Pak….”
Ternak sapi yang terkapar mati, diduga terserang PMK di Desa Mlatirejo, Kecamatan Bulu.
Ternak sapi yang terkapar mati, diduga terserang PMK di Desa Mlatirejo, Kecamatan Bulu.

Bulu – Serangan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak sapi di Desa Mlatirejo (Malat) Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang sangat mengerikan pada bulan Januari 2023 ini.

Bambang Gunawan, seorang warga Desa Mlatirejo menuturkan saat ini penyebaran PMK cukup cepat, bahkan ada dalam serumah sapi mati 2 – 3 ekor.

Kondisi ini memukul perekonomian masyarakat setempat, karena sapi sulit dijual. Kalaupun ada pedagang yang minat, membeli dengan harga sangat murah.

“Yang kena sapi, penularan ngeri sekali mas, menjalarnya cepat. Pembeli jarang ada yang mau. Kalaupun mau, belinya ya murah sekali, “ ungkapnya, Senin (16 Januari 2023).

Seorang perangkat desa Mlatirejo Kecamatan Bulu, Riyadi mengatakan saat ramai penyakit mulut dan kuku (PMK) tahun 2022 lalu, desanya yang berbatasan dengan Kecamatan Sumber, masih aman.

Tapi kasus baru meledak bulan Januari 2023 ini, diduga kuat tertular dari desa tetangga di Kecamatan Sumber.

“Duluan sana yang kena, mungkin virusnya nyebar lewat udara atau bagaimana, kemudian menular ke desa kami, tapi baru sebatas dugaan ya, soalnya antar desa saling berdekatan, “ ujarnya.

Riyadi memperinci tanda gejala serangan diantaranya sapi tidak mau makan, terdapat luka di bagian mulut dan kaki, serta keluar air liur sangat banyak. Setelah itu, sapi tidak bisa berdiri. Tak berselang lama, sapi akhirnya terkapar mati.

“Sangking banyaknya air liur, lantai kandang itu sampai basah semua. Kalau sudah ndeprok (tidak bisa berdiri-Red), biasanya sulit diatasi, “ imbuh Riyadi.

Ia memperkirakan hampir 100 % ternak sapi di kampungnya sudah terjangkit PMK, sedangkan yang mati mendekati angka 25 ekor.

Sapi yang masih hidup, oleh pemiliknya terpaksa dijual dengan harga murah, karena khawatir menanggung rugi terlalu banyak. Misal pada saat normal bisa laku Rp 20 Juta, sekarang hanya laku Rp 2 – 4 Juta.

“Saya sendiri punya 3 ekor sapi, sudah mati 2. Kalau sudah mati ya langsung dikubur, “ terangnya.

Menurutnya, berbagai upaya sudah ditempuh masyarakat. Mulai memberikan ramuan tradisional, hingga penyuntikan secara swadaya dengan mendatangkan mantri hewan. Namun sejauh ini masih sulit menghentikan serangan PMK.

Ia berharap dinas terkait dari Pemkab Rembang membantu penanganan secara kontinyu, guna meringankan beban warga.

“Berbagai cara mas, dengar dikasih apa dari warga lain, dicoba. Dengar dari desa sebelah pakai ini, ya dicoba. Tapi nyatanya masih parah. Mungkin dari bapak-bapak pemerintah ada solusi vaksinasi, mohon tolong desa kami, segera turun pak, karena kondisinya sangat darurat, “ keluhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menanggapi sudah memerintahkan tim untuk segera melakukan pengecekan, sekaligus berkoordinasi dengan jajaran kecamatan.

“Begitu kami dapat laporan, langsung saya arahkan kepada tim untuk cek lapangan. Siang ini akan dikoordinasikan dengan kecamatan, mengenai langkah-langkah selanjutnya, “ tandasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan