

Rembang – Bencana tanah gerak di Dusun Grajen, Desa Sumberjo, Rembang semakin parah, hari Selasa (10 Januari 2023).
Sedikitnya 14 rumah warga terdampak, 4 diantaranya bahkan sudah roboh, tinggal menyisakan puing-puing. Keempat Kepala Keluarga tersebut, ada yang diungsikan ke hunian sementara (Huntara).
Khusus warga yang belum kebagian Huntara, terpaksa memilih menumpang ke rumah tetangga dan menempati rumah kontrakan.
Seorang korban tanah gerak, Suyatno mengatakan fenomena tanah gerak kian mencemaskan, dalam sebulan terakhir. Lahan yang ada sekarang, menurutnya sudah tidak layak untuk ditempati.
Ia berharap janji Bupati Rembang bahwa pemerintah akan membantu rumah di tempat yang baru, nantinya benar-benar terealisasi.
“Kata pak Kades, tempat ini tidak layak untuk didirikan rumah lagi. Pak Bupati juga sudah ke sini. Kalau direlokasi ke tempat baru, ya saya ikut, manut saja mas, “ ungkapnya, Selasa (10/01).
Korban tanah gerak lainnya, Suyati mengaku menempati hunian sementara, setelah rumahnya rata dengan tanah. Termasuk rumah anaknya, juga ikut hancur.
Peristiwa ini baru kali pertama terjadi, sejak ia tinggal di Dusun Grajen pada tahun 1989 silam atau sudah 33 tahun.
“Dulu ya ndak apa-apa, tapi setelah Gempa Jogja itu tanah di sebelah utara sana agak amblas sedikit. Entah itu ada kaitan atau tidak. Tapi parahnya baru-baru ini saja kok, “ kata Suyati.
Menurut Suyati, hunian sementara menempati tanah pinjaman selama 1 tahun. Ia berharap sebelum habis waktunya, sudah dapat bantuan rumah permanen dari pemerintah.
“Tergantung pak Kades, pak Bupati gimana nanti. Rencana pindah saya belum tahu, saya cuman berdo’a semoga bisa selesai, “ tuturnya lirih.
Kepala Desa Sumberjo, Rembang, Slamet Rahayu menjelaskan setiap hari pihaknya rutin memantau kondisi tanah gerak. Apalagi jika hujan deras, karena dimungkinkan penurunan tanah semakin mengkhawatirkan.
Ia menunjukkan sejumlah rumah sudah menggantung, padahal bulan lalu belum.
“Yang rumah sudah menggantung ini juga turun terus, cuma pemiliknya masih memilih bertahan di rumah, “ bebernya.
Hari Selasa, pihaknya juga mengungsikan korban tanah gerak, Suheri (62 tahun) bersama isterinya ke bangunan pertemuan RW yang tidak terpakai, supaya bisa menjadi tempat hunian sementara.
“Soalnya waktu hujan deras kemarin, beliau mengungsi ke Balai Desa. Lha ini kita bawa ke ruang pertemuan RW, dekat dengan lokasi tanah gerak, mengingat belum ada bantuan tambahan hunian sementara, “ imbuh Kades.
Ditanya tentang wacana relokasi, Slamet menimpali sedang mencarikan lahan yang tepat. Menurutnya, lokasi jangan terlalu jauh dari Dusun Grajen, sebagai pertimbangan faktor sosial ekonomi. (Musyafa Musa).