

Lasem – Ada media promosi baru untuk lebih menggairahkan pemasaran batik tulis Lasem yang diprakarsai oleh Tim Kedaireka Universitas Katholik (Unika) Soegijapranata Semarang.
Yah..bentuknya melalui platform Metaverse video 3 dimensi, yang resmi dilaunching di Rumah Merah Lasem, hari Kamis (08 Desember 2022), setelah memakan waktu persiapan sejak bulan Agustus lalu.
Ada 3 orang terlibat dalam penelitian, yakni Ridwan Sanjaya, Theresia Dwi Hastuti, Freddy Koeswoyo, serta didukung oleh 17 orang mahasiswa.
Ketua Peneliti Kedaireka Metaverse Batik Lasem, Ridwan Sanjaya menjelaskan pihaknya meluncurkan website metaversebatik.com sebagai pintu masuk masyarakat, untuk menjelajah lebih jauh.
“Selain pemasaran datang langsung, kemudian lewat media sosial dan market place, sekarang kita beri solusi bagaimana pengrajin batik tulis Lasem bisa jualan lewat platform Metaverse. Di Jawa Tengah, Lasem yang pertama punya, “ tuturnya.
Dengan tampilan video 3 dimensi, orang yang berkunjung seakan-akan merasakan datang langsung dan melihat wujud nyata kain-kain batik, meski mereka menyaksikan secara virtual.
“Jadi benar-benar seperti masuk ke dalam showroom pengrajin batik. Setelah tertarik, kemungkinan bisa berlanjut. Entah datang langsung ke sini atau transaksi beli batik, “ imbuh Ridwan.
Di dalam Metaverse juga terdapat layanan pembelian dengan cara mengklik yang arahnya menuju nomor WhatsApp pengusaha batik.
Keunggulan lain Metaverse, memiliki ruang lebih luas dan efektif menampilkan hasil karya batik. Hingga saat ini sudah ada 40 mitra pembatik yang sudah bergabung, masing-masing disiapkan sebanyak 14 ruang pameran.
“Kalau orang datang mau beli kan kainnya diambil, dibuka. Kalau di Metaverse, semua bisa tampil. Ada produk-produk yang dipasangkan di manekin, nggak perlu jahit dulu. Orang bisa langsung tahu, hasil jadinya seperti apa, “ terangnya.
Inovasi ini mendapatkan respon positif dari sejumlah kalangan. Rudi Iswanto, pemilik batik Kidang Mas asal Desa Babagan Kecamatan Lasem berharap batik Lasem akan semakin mudah diakses, terutama pangsa pasar baru luar negeri.
“Metaverse ini merupakan cara zaman now. Terima kasih sekali untuk tim Kedaireka Unika Soegijapranata, “ kata Rudi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Mutaqin bersama Kepala Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Rembang, Prapto Raharjo yang hadir dalam launching Metaverse tersebut, nampak mencoba langsung melihat video 3 dimensi dengan kaca mata khusus.
Mutaqin mengungkapkan kalau setiap obyek wisata dibuatkan promosi ala Metaverse, tentu akan jauh lebih menarik.
“Yang paling penting buat orang terkenang. Kalau sudah terkenang, akan mbalik lagi ke sini. Tag line kami pariwisatanya terkenang, ekonomi berkembang, masyarakat riang, menuju Rembang Gemilang, “ tandasnya. (Musyafa Musa).