Rembang – Dibalik film “Bathi Nyunat” yang mulai tayang di kanal youtube Pemerintah Kabupaten Rembang, per tanggal 01 November 2022, ternyata erat berkaitan dengan Desa Sekarsari (Sekararum-Red) Kecamatan Sumber.
Betapa tidak, lokasi pengambilan syuting film berada di kampung tersebut. Selain itu, mayoritas pemain film, juga warga Desa Sekarsari.
Pemilihan Desa Sekarsari, setelah survei tim dari Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Rembang, serta menyesuaikan kecocokan dengan alur skenario.
Menariknya, banyak dari warga yang terlibat, baru kali pertama ini main film.
Zaenal Arifin misalnya. Meski ia hanya sebagai pemain pendukung, tapi mengaku sangat berkesan ketika proses pengambilan gambar. Ia mencontohkan satu adegan saja, diulang berulang kali, bahkan pernah sampai 10 hingga 12 kali.
Hal itu karena dalam syuting film, satu sama lain saling terkait. Satu salah, maka harus diulang.
“Waktu pertama syuting, awake gemeter, isin didelok wong akeh. Mbolan mbaleni ora muk pisan pindho mas. Ada satu adegan diulang 10 – 12 kali. Saya kata-katane dialog sudah bener, sing nyuting keliru. Kemudian liyane bener, aku sing keliru, mbaleni meneh, “ tuturnya.
Tapi terlepas dari tantangan itu, Zaenal menuturkan sangat senang bisa ikut dilibatkan dalam film “Bathi Nyunat”. Masyarakat setempat juga sangat antusias, seraya berharap pada lain waktu ada kesempatan lagi.
“Kami orang awam yang semula nggak tahu dunia acting. Saya bersyukur diberi kesempatan. Sangat berkesan dan seneng banget, “ imbuh Zaenal yang asli warga Desa Sekarsari ini.
Sementara itu sutradara film “Bathi Nyunat”, Abe Sampoerna menceritakan produksi film mulai awal bulan Oktober 2022, kemudian pertengahan Oktober dilanjutkan dengan penggarapan.
“Terima kasih untuk temen-temen Sekararum yang luar biasa sangat membantu, “ kata Abe.
Pria warga Kasingan Desa Sukoharjo, Rembang ini menyerukan pesan menohok, kalau ingin industri kreatif tumbuh, aparat pemerintah seharusnya memberikan kesempatan seluas mungkin bagi masyarakat yang memiliki kompetensi. Jangan kemudian aparatur sipil negara (ASN) masih saja ikut mengerjakan.
“Kuncinya temen-temen ASN fokus bekerja secara struktural, sedangkan pekerjaan kreatif diberikan kepada temen-temen kreatif. Selama ini yang saya lihat, khususnya di Kabupaten Rembang, pekerjaan kreatif dikerjakan oleh temen-temen ASN, “ ungkapnya, saat launching film “Bathi Nyunat” di ruang audio visual kompleks Pendopo Museum Kartini Rembang, Senin sore (31/10).
Abe menambahkan warga Kabupaten Rembang sejatinya cukup banyak yang memiliki potensi di sektor industri kreatif tingkat nasional. Tapi mereka enggan berada di Rembang dan memilih menekuni bidangnya di luar daerah.
“Ada yang jadi 10 terbaik nasional creative director, terlibat dalam brand-brand besar, kemudian ada mas Ofa di Jakarta, lalu ada arsitek lulusan Jepang. Ini kan luar biasa, mereka anak-anak muda yang saya yakin semangatnya bisa sampai 10 – 20 tahun kedepan. Ini PR kedepan bagi pemerintah untuk merangkul potensi di semua lini, “ pungkas Abe. (Musyafa Musa).