Lasem – Untuk menggiatkan dan menyiapkan generasi penerus seni pantomim di Kabupaten Rembang, pegiat seni pantomim asli Desa Tasikagung, Rembang, Arifin Ipin mempunyai cara tersendiri.
Ia hari Sabtu (29/10) memanfaatkan Gang Boentoe Desa Soditan Kecamatan Lasem, sebagai lokasi Workshop Pantomim, dengan peserta belasan anak-anak SD, termasuk dari siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Lasem.
Arifin Ipin menuturkan sebenarnya setiap anak memiliki potensi bermain pantomim. Hanya saja kendalanya mereka masih malu-malu dan kurang mendapatkan dukungan.
“Dukungan orang tua dan lembaga sekolah sangat diperlukan. Makanya saya berinisiatif membuat workshop kecil-kecilan, semoga menjadi pemacu, “ ungkapnya.
Arifin mengenalkan seni pantomim secara sederhana, disertai teknik-teknik dasar. Baginya, yang terpenting anak-anak menyukai dulu.
“Kalau soal gerakan dan pengembangan, anak-anak bisa berlatih sendiri. Tapi setidaknya mereka sudah mengetahui apa sich pantomim dan teknik dasarnya, “ terang pria yang sekarang tinggal di Tuban, Jawa Timur ini.
Sementara itu, Eko Hadi Wibowo, seorang guru SLB Lasem menjelaskan pihaknya mengajak 3 orang siswa tuna rungu, untuk mengikuti workshop tersebut. Seni ini termasuk cocok, karena tidak bersuara dan mengandalkan gerakan. Mereka pun sangat antusias.
“Setelah dapat ilmu dari mas Arifin, anak-anak bisa memahami cara berpantomim yang benar. Bagaimana menyampaikan pesan melalui gerakan, “ kata Eko.
Eko Hadi menimpali setelah Lasem ditetapkan menjadi Kota Pusaka, perlu dukungan banyak pihak, untuk menggiatkan promosi seni budaya.
“Terima kasih mas Ipin sudah meluangkan waktu, untuk berbagi ilmu, “ imbuhnya.
Salah satu siswa tuna rungu, Rafa mengaku senang bisa berlatih pantomim. Apalagi baru kali pertama ini mendapatkan penjelasan langsung dari ahlinya. (Musyafa Musa).