Rembang – Dalam vaksinasi ternak sapi untuk menanggulangi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Rembang, ternyata vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh sapi, bentuknya berupa virus yang sudah mati.
Begitu masuk ke tubuh sapi sehat, diharapkan segera membentuk anti bodi, sehingga sapi akan lebih kebal dan terhindar dari penularan PMK.
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto menyampaikan masalah tersebut, untuk menjawab pertanyaan masyarakat tentang jenis suntikan vaksin PMK.
“Jadi yang disuntikkan adalah virus yang sudah mati, “ ungkapnya.
Kabupaten Rembang sempat menempati urutan pertama serangan PMK tertinggi di Jawa Tengah, dengan total kasus sebanyak 4.564 ekor.
Pada tahap pertama, Kabupaten Rembang memperoleh 3.000 dosis vaksin. Apabila serapannya bagus, boleh mengajukan kembali sampai 5.000 dosis. Yang perlu diketahui masyarakat, 1 botol vaksin berisi 200 cc, untuk menyuntik 100 ekor sapi.
Begitu botol vaksin sudah dibuka, maka harus dihabiskan, sehingga pihaknya memilih lokasi yang tepat, dengan populasi ternak sapi minimal 100 ekor, agar tidak mubadzir.
“Ketika vaksin dibuka, harus segera dipakai. Jadi perlu ada perencanaan matang. Mengingat jumlah vaksin terbatas, “ terang Agus.
Terkait model pemberian vaksinasi, Dinas Pertanian Dan Pangan menggunakan dua cara. Bisa melalui pengumpulan ternak sapi di suatu tempat atau secara door to door mendatangi rumah warga.
Selain melibatkan 4 orang dokter hewan dan 40 petugas penyuluh lapangan, pihaknya juga mendapatkan bantuan 3 personil mahasiswa magang dari Universitas Brawijaya Malang, 4 mahasiswa Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan 4 orang mahasiswa Institut Pertanian Bogor.
“Mereka bergabung bersama kami, untuk membantu percepatan vaksinasi di Kabupaten Rembang, “ imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Rembang, Abdul Hafidz meminta masyarakat tidak salah paham. Mengingat program vaksinasi ini diprioritaskan bagi sapi yang kondisinya masih sehat.
“Bukan untuk mengobati sapi yang sakit, tapi sasarannya mengobati sapi yang sehat, minimal berumur 2 Minggu dan memiliki masa hidup masih panjang (tidak akan disembelih-Red), agar tidak ikut terpapar virus PMK. Vaksinasi menjadi cara paling bagus, soalnya kalau kita mau mengungsikan atau mengkarantina sapi, agak kesulitan, “ tandasnya.
Bupati membandingkan dengan pandemi Covid-19 lalu, dikala banyak daerah sekitar pusat ibu kota Provinsi Jawa Tengah sudah ramai vaksinasi, Kabupaten Rembang sebagai daerah pinggiran dan berbatasan dengan Jawa Timur masih minim vaksin.
Ia mengingatkan jangan sampai kondisi serupa juga terjadi selama vaksinasi PMK. Maka Bupati mendorong dinas terkait untuk intensif koordinasi dengan tingkat provinsi, menyangkut tambahan vaksin.
“Lakukan vaksinasi secara terbuka, dilaporkan terus perkembangannya. Sampaikan apa adanya, nggak perlu ada yang ditutup-tutupi, “ urai Hafidz.
Kegiatan vaksinasi perdana di Kabupaten Rembang berlangsung di Desa Leran dan Pangkalan Kecamatan Sluke, pada hari Selasa (28/06).
Vaksin pertama disuntikkan ke sapi jenis Peranakan Ongole (PO) milik Zawawi, warga Desa Pangkalan. Usai vaksin, sapi mendapatkan tanda khusus, sebagai ciri khas telah menerima suntikan. (Musyafa Musa).