Dari Tokoh Inilah, Lahir Ulama-Ulama Besar Di Lasem
Suasana Makam Sultan Minangkabau (Mbah Jejeruk) di perbukitan sebelah timur Desa Bonang Kecamatan Lasem.
Suasana Makam Sultan Minangkabau (Mbah Jejeruk) di perbukitan sebelah timur Desa Bonang Kecamatan Lasem.

Lasem – Seorang sultan rela meninggalkan kerajaan dan melepaskan jabatan sebagai raja, kemudian pindah ke hutan menjadi orang biasa untuk mendalami agama Islam, sampai akhir hayatnya.

Yah..begitulah sekilas kisah Sultan Machmud, Raja Minangkabau Sumatera Barat, yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Sunan Jejeruk.

Ada 2 versi cerita, kenapa Sultan Minangkabau akhirnya berada di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, tempat yang menjadi pusat penyebaran agama Islam oleh Sunan Bonang, pada abad ke-XV.

Abdullah Hamid, seorang pegiat sejarah Lasem menceritakan versi pertama disebutkan Sultan Machmud sebenarnya memiliki tujuan utama ke Sulawesi, namun kapalnya berlabuh ke Desa Bonang – Lasem.

Versi kedua, setelah sang ayahanda wafat, Sultan Machmud mendapatkan warisan sebuah kitab, namun ia tidak bisa mengartikan kitab itu.

Kebetulan ada seseorang yang menyarankan untuk pergi ke tanah Jawa. Berangkatlah raja bersama sang patih, menggunakan kapal. Namun di tengah laut, kapalnya karam terhempas badai, mengakibatkan kitabnya hilang tersapu ombak.

Sultan Machmud dan patihnya terdampar di Desa Bonang, bertemu dengan sosok pria berjubah. Sultan menceritakan rentetan kejadiannya, termasuk kitabnya yang hilang.

Tak disangka, pria berjubah yang merupakan Sunan Bonang itu mengeluarkan sebuah benda dan menanyakan apakah kitab ini yang dicari?

Setelah dicek, ternyata benar, kitab milik Sultan Machmud yang hilang tersapu gelombang. Sunan Bonang juga membeberkan isi kitab dengan gamblang.

Singkat cerita, Sultan Machmud Minangkabau berguru kepada Sunan Bonang, untuk mendalami agama Islam. Bahkan isteri sang raja juga ikut menyusul ke Desa Bonang, hingga akhir hayatnya.

“Karena beliau Sultan Machmud merasa takdzim dengan Sunan Bonang. Kitab yang hilang di tengah laut, atas izin Allah sampai ke tangan Sunan Bonang, hal itu menunjukkan bahwa Sunan Bonang adalah sosok istimewa, “ kata Abdullah.

Sultan Machmud Minangkabau menanggalkan gelar raja dan segala bentuk kemewahan, kemudian menjadi rakyat biasa di Desa Bonang yang kala itu masih berupa hutan lebat. Tak heran, dari keseriusan dan keikhlasan Sultan Machmud, beliau mempunyai keturunan sejumlah ulama besar.

“Beliau meninggalkan kerajaan dan jabatan, demi Islam. Ini poin yang menjadi suri tauladan bagi kita semua, “ tandasnya.

Abdullah Hamid menambahkan ulama-ulama Lasem, seperti Kiai Maksoem, Kiai Masduki, Kiai Kholil Almarhum, merupakan keturunan Sultan Machmud Minangkabau. Dari mereka pula, melahirkan tokoh-tokoh ulama sekarang seperti Kiai Zaim Ahmad Maksoem dan Kiai Abdul Qoyyum Mansur atau Gus Qoyyum.

Pusara makam Sultan Machmud Minangkabau berada di puncak perbukitan, sebelah timur Desa Bonang atau berjarak sekira 0,5 kilo meter dari jalur Pantura Pasujudan Sunan Bonang. Kanan kirinya hutan, tempatnya sejuk dan sangat tenang. Pada malam Jum’at, biasanya ramai peziarah dari berbagai daerah.

Sedangkan haul Mbah Sunan Jejeruk, digelar tiap hari Jum’at Wage bulan Apit (Dzulqa’dah). (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan