Lasem – Wilayah Desa Sriombo Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang, diperkirakan masih cukup banyak bangunan peninggalan sejarah yang terpendam di bawah tanah.
Sriombo merupakan lokasi Kerajaan Pucangsulo, salah satu kerajaan tertua di tanah Jawa pada kisaran abad ke VI Masehi. Sriombo juga berbatasan dengan Desa Bonang, yang kental dengan sejarah tempo dulu.
Setelah pada tahun 2018 lalu ditemukan patung kepala Budha dan batu bata kuno saat pembangunan gapura desa Sriombo, kini temuan terbaru ketika pihak desa membuat lapangan sepak bola. Dari bekas galian dan pemerataan tanah, tampak susunan batu bata kuno yang jumlahnya banyak dan cukup luas.
Kepala Desa Sriombo Kecamatan Lasem, Bambang Purwanto mengatakan sejak temuan patung kepala Budha, sampai sekarang belum ada tindak lanjut penggalian susulan dari pihak terkait.
“Dulu bahkan sempat dipolice line juga, “ kata Bambang, Senin (04/04).
Titik temuan patung kepala Budha berada di tanah bengkok Kaur Umum dan Perencanaan Desa Sriombo, sedangkan tanah yang kini dijadikan lapangan sepak bola, adalah lahan bengkok Kepala Dusun Keben Desa Sriombo. Posisinya saling berdekatan.
“Sudah ada Musdes untuk pengalihan lapangan. Seandainya kelak ada rencana penggalian, bisa difokuskan di temuan kepala Budha, “ imbuhnya.
Sedangkan temuan deretan batu bata kuno di calon lokasi lapangan sepak bola, menurut Bambang ditemukan pada kedalaman 1 – 1,5 Meter. Bentuknya, bertingkat-tingkat dengan susunan batu bata dan tanah liat. Apakah bangunan candi atau pagar, belum diketahui pasti.
“Kita hanya tahu bagian atasnya saja, terlihat miring-miring bersap-sap. Jadi batu bata, kemudian tanah liat, batu bata lagi. Yang temuan kali ini, berada di pinggir lapangan, nggak semua ada kok, “ terangnya.
Selain batu bata kuno, ditemukan pula sejumlah batu karang. Padahal Sriombo bukan desa yang berada persis di pinggir pantai utara Jawa.
“Jadi perlu penelitian lagi, apakah kampung kami dulunya laut atau pernah terjadi gelombang tsunami yang membawa material batu karang ke sini, “ pungkas Bambang.
Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Rembang, Retna Dyah Radityawati menanggapi awal temuan patung Budha dulu, sebenarnya dari informasi yang ia peroleh, Balai Arkeologi (Balar) sudah mengajukan anggaran untuk penelitian lebih lanjut di Desa Sriombo. Namun terkena refocusing, akibat pandemi Covid-19.
“2018 temuan, kemudian tahun 2019 baru diajukan perencanaan anggarannya. Tahun 2020 ada pandemi, sehingga kena refocusing. Informasi yang saya terima seperti itu, “ tuturnya.
Retna menambahkan pihaknya perlu mengecek lokasi tersebut, karena seharusnya tidak ada kegiatan proyek di area sekitar benda yang diduga cagar budaya. Selain untuk memastikan tidak ada kerusakan, pihaknya juga ingin mengedukasi masyarakat.
“Kita akan bicarakan dengan pihak desa, bagaimana sebaiknya, “ imbuh Retna. (Musyafa Musa).