Sempat Dimarahi Ayahnya, Petani Ini Buktikan Sukses Menanam Padi Tanpa Pupuk Urea
Kurdianto berada di lokasi pembuatan pupuk organik dan lahan tanaman padinya yang tumbuh subur.
Kurdianto berada di lokasi pembuatan pupuk organik dan lahan tanaman padinya yang tumbuh subur.

Sumber – Seorang petani di Dusun Kedung Watu Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang menanam padi tanpa menggunakan pupuk urea. Hasilnya, tanaman padi tumbuh berkembang luar biasa.

Petani bernama Kurdianto tersebut mengaku semula petugas Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Sumber mengarahkan supaya mengurangi pemakaian pupuk urea.

Setelah itu diadakan pelatihan pembuatan pupuk organik dengan bahan dasar mikro bakteri, untuk menyuburkan tanah, di Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Provinsi Jawa Tengah tahun 2021.

Usai pelatihan, ia tertarik mempraktekkan. Untuk memacu pertumbuhan, Kurdianto mengaku memakai taoge atau buah maja. Sedangkan untuk generatif campurannya, memanfaatkan umbi-umbian.

“Dari awal sistem kocor (disiram pakai gayung tanahnya-Red) waktu olah tanah, pakai 200 literan. Saat pengolahan tanah mikro bakteri dicampur dengan air, perbandingannya 1:2. Setelah itu disemprot lagi pakai pupuk cair photosynthetic bacteria (PSB) yang saya buat sendiri, ” terangnya, Selasa (25/01).

Ia mengakui langkah yang ditempuh, sempat dimarahi ayahnya. Namun keberanian Kurdianto untuk mencoba di lahan seluas 2000 m2, mendatangkan hasil sangat bagus.

Petani berusia 42 tahun ini menimpali padi jenis Cakra Buwana yang ditanamnya dalam jangka waktu 85 hari sudah dapat dipanen. Saat ini menginjak usia 80 hari. Artinya, pada tanggal 30 Januari 2022, ia sudah memanen padi, tanpa pupuk urea.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengapresiasi kegigihan Kurdianto. Sosoknya juga memberikan contoh yang baik, karena setelah memperoleh pelatihan, mau menerapkan ilmu.

“Rencana akan kita ekspose dan getok tularkan ke yang lain. Ternyata budidaya padi dengan cara organik pun bisa, tidak harus pakai pupuk anorganik, ” kata Agus.

Agus Iwan menambahkan Kabupaten Rembang memiliki potensi besar pembuatan pupuk organik, dengan populasi sapi sekira 130 ribuan ekor. Penggunaan pupuk organik ini perlu terus dipacu agar menjadi solusi atas mahalnya pupuk an organik dan kuota pupuk bersubsidi yang semakin dikurangi. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan