Meski Hanya 1 KK, Titik Dan Suami Nikmati Kedamaian Natal Di Kampung Terwangi
Gereja di Desa Kajar, Kecamatan Lasem. (Foto atas) Titik Umiyati menikmati suasana Natal dengan penuh kedamaian di Desa Kajar.
Gereja di Desa Kajar, Kecamatan Lasem. (Foto atas) Titik Umiyati menikmati suasana Natal dengan penuh kedamaian di Desa Kajar.

Lasem – Sebuah Gereja Katholik berdiri di kawasan Pegunungan Lasem, tepatnya di Desa Kajar, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, desa yang menyandang julukan kampung terwangi, karena menjadi pusat beragam bunga. Dari papan namanya, tertulis Gereja Stasi Ave Maria Kajar, Paroki St. Petrus & Paulus Rembang.

Kepala Desa Kajar, Widayat mengungkapkan konon Gereja tersebut merupakan peninggalan zaman Belanda.

“Begitu cerita turun temurun dari kakek nenek kita. Sejak saya kecil, Gereja itu sudah ada, “ tuturnya, Jum’at (24/12).

Ia kemudian menunjukkan tiang bendera yang berada di halaman Balai Desa Kajar, dulunya adalah tiang bendera di halaman Gereja.

“Dipindah dan diberikan kepada desa, akhirnya dipasang di Balai Desa tiangnya, “ imbuh Kades.

Menurut Widayat, di Desa Kajar terdapat 1 kepala keluarga pemeluk agama Katholik, yakni pasangan suami isteri Totok dan Titik Umiyati.

Meski demikian, masyarakat umat Islam yang menjadi kaum mayoritas tidak pernah membeda-bedakan atau bahkan mengucilkan. Justru kerukunan antar umat beragama di kampungnya, terjalin sangat baik.

“Pak Totok ya biasa berbaur dengan umat Islam di sini, nggak masalah. Gereja juga sering digunakan oleh umat Katholik dari luar desa, masyarakat sini welcome banget, “ kata Widayat.

Saat saya berkunjung ke kediaman Totok dan Titik Umiyati, saya ditemui Titik dengan penuh keramahan.

“Bapak kebetulan lagi pergi ke sawah, “ ujarnya.

Titik mengaku meski sebagai kaum minoritas, namun ia dan suaminya hidup tenang di Desa Kajar. Meski berbeda agama, kerukunan dengan tetangganya selalu terjaga.

“Baik pak, saling membantu, saling menghargai. Di sini padahal cuma 2 orang pemeluk Katholik, saya dan suami, “ ungkapnya.

Menjelang perayaan Natal, kegiatan yang diadakan di Gereja Kajar berupa bersih-bersih. Untuk kegiatan malam Misa Natal berlangsung di Gereja Lasem, yang kapasitasnya lebih besar.

“Saya nggak buat pohon natal di rumah, pohon natal nya di Gereja. Kalau perayaan Natal, kita rayakan sederhana di sini, “ terang Titik.

Titik menambahkan setelah pandemi Covid-19 melandai, kegiatan peribadatan di Gereja mulai dibuka kembali, walaupun masih dalam pembatasan. Khusus Gereja di Desa Kajar, biasanya dipakai untuk umat Katholik dari Kajar, Desa Ngargomulyo dan Dusun Deles Desa Sendangcoyo. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan