Gus Yahya Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU, Sang Adik Kisahkan Cerita Soal Ini
Mukhamad Hanies Cholil Barro’, adik Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf. (Foto atas) Gus Yahya mencium tangan dan memeluk KH Said Aqil Siradj, setelah terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.
Mukhamad Hanies Cholil Barro’, adik Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf. (Foto atas) Gus Yahya mencium tangan dan memeluk KH Said Aqil Siradj (masker biru), setelah terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.

Rembang – Yahya Cholil Staquf terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2021 – 2026, dalam Muktamar NU di Lampung.

Gus Yahya, demikian panggilan akrabnya unggul dengan mengantongi 337 suara, sedangkan calon lainnya, KH Said Aqil Siradj dari Cirebon, Jawa Barat memperoleh 210 suara.

Gus Yahya adalah pengasuh Pondok pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah. Ulama berusia 55 tahun ini merupakan putra sulung Alm. Kiai Cholil Bisri, dari total 8 bersaudara. Ia keponakan ulama Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Sehari-hari Gus Yahya tinggal di lingkungan Pondok Pesantren Leteh bersama sang isteri yang berasal dari Batealit, Kabupaten Jepara. Sedangkan keempat anaknya mondok di luar daerah.

Gus Yahya merupakan kakak Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dan juga kakak Wakil Bupati Rembang, Mukhamad Hanies Cholil Barro’ atau Gus Hanies.

Saya hari Jum’at (24 Desember 2021) mewawancarai Gus Hanies, setelah sang kakak terpilih menjadi Ketua Umum PBNU.

Gus Hanies mengaku sebagai keluarga hanya bisa mendo’akan agar amanah yang diterima Gus Yahya untuk membesarkan dan menata Nahdlatul Ulama, dapat dijalankan dengan baik.

“Sebelum maju menjadi calon ketua Umum PBNU, beliau mohon do’a restu dengan ibu dan paman, KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Termasuk ya ngobrol dengan yang muda-muda, adiknya, tentang muktamar, “ ungkapnya.

Ia menilai Gus Yahya adalah sosok yang sederhana, kalem tapi tegas. Kalau mempunyai keinginan, akan diperjuangkan sekuat tenaga. Kesehariannya banyak dihabiskan untuk mengajar para santri dan mengisi pengajian rutin di pondok pesantren.

“Kalau pengajian yang rutin hari Selasa dan Jum’at pagi. Kemudian juga membuat lembaga di Amerika Serikat bersama Gus Mus, Baiturrohmah, “ beber Gus Hanies.

Meski menjadi Ketua Umum PBNU, namun Gus Hanies meyakini kakaknya masih akan tetap tinggal di Rembang.

“Di sini masih ada Gus Mus, Gus Adib, Gus Laquf dan saya kira Gus Yahya masih sering kondur Rembang. Nggak langsung domisili di sana, masih tetap riwa riwi. Sama halnya seperti saya, meski di sini masih riwa riwi, “ imbuhnya.

Ditanya tentang menu favorit, menurutnya Gus Yahya tidak pernah pilih-pilih. Yang ia tahu, Gus Yahya suka dengan nasi kebuli, makanan khas Timur Tengah. Sedangkan menu wajib, nasi sambal terong tidak pernah bosan, meski hampir setiap hari tersaji.

“Apa adanya, kalau lagi bepergian, pilih warung ya seadanya. Kalau kegemaran nasi kebuli, kebetulan mas Yahya pernah tinggal di Saudi, untuk mengenang. Kalau terong bakar bukan makanan kesukaan, tapi makanan wajib. Hampir setiap hari di Leteh ada dan anehnya nggak pernah bosen, “ ujar Gus Hanies sambil tertawa.

Lebih lanjut Gus Hanies berharap kedepan NU akan semakin besar dan menjadi bagian dari peradaban dunia.

“Saya secara pribadi maupun sebagai kader NU, menaruh harapan besar kepada Gus Yahya. Beliau punya cita-cita, NU tidak hanya untuk Indonesia, tapi bahkan untuk dunia, “ pungkasnya.

Sementara itu, seorang pendukung Gus Yahya, Syaiku Rosidi mengungkapkan para santri akan terus mengawal cita-cita Gus Yahya agar NU ikut andil dan bermanfaat dalam peradaban dunia.

“Alhamdulilah, barakallah. Kita akan konsisten, kami  sebagai kader NU, cita-cita beliau semampu kita bantu wujudkan. NU untuk dunia, “ kata Syaiku.

Ucapan selamat kepada Yahya Cholil Staquf terus mengalir dari berbagai kalangan. Mulai warga biasa, politisi hingga jajaran pemerintah. Selamat mengemban amanah Gus Yahya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan