Pancur – Pandemi berkepanjangan yang sempat membuat pembelajaran tatap muka dihentikan hampir 1,5 tahun, dampaknya mulai terasa.
Anak-anak lulusan TK yang menginjak kelas I SD, saat ini cukup banyak yang belum bisa membaca dan menulis. Kondisi tersebut dikeluhkan oleh sebagian guru, karena menghambat proses pembelajaran. Apalagi sekarang siswa masuk masih dibatasi secara bergantian.
Shofi Ahmad Husnan, pemilik bimbingan belajar (Bimbel) Afada Learning Center (ALC) di Desa Pohlandak, Kecamatan Pancur mengakui adanya fenomena anak lulusan TK yang belum bisa baca tulis ketika masuk SD, pasca pembelajaran jarak jauh. Ia menganggap TK merupakan pintu gerbang anak-anak belajar membaca dan menulis.
Ketika belajar tatap muka dihentikan, otomatis anak belajar di rumah. Di sisi lain, banyak orang tua harus bekerja. Kalau pun bisa mengarahkan anak-anak, waktunya terbatas.
“Kan anak-anak TK lama nggak masuk sekolah, padahal gerbang membaca dan menulis di waktu TK, “ ungkapnya, Senin (30 Agustus 2021).
Sedangkan saat ini materi pelajaran di kelas I SD, sudah menuntut anak-anak harus lancar membaca dan menulis, karena materinya tergolong sulit.
“Yang bisa baca tulis saja terkadang kesulitan mengerjakan, apalagi yang belum bisa baca tulis, “ imbuh Shofi.
Shofi menambahkan dampak dari masalah tersebut, bimbingan belajar miliknya belakangan kebanjiran calon murid.
Total 270 anak, bahkan ada yang masuk dalam daftar tunggu. Ia menerapkan cara membaca asyik, supaya anak-anak merasa senang dan nyaman.
“Jadi di sini bukan bagaimana cara cepat bisa membaca, melainkan cara asyik belajar membaca, “ tutur Shofi.
Pembimbing membangkitkan semangat, sekaligus mengapresiasi anak-anak ketika mereka berhasil membaca dan menulis.
“Ada permainannya, kemudian yang bisa, dikasih bintang. Bintang berbentuk kertas warna warni bertuliskan anak hebat, anak pintar, anak kreatif dan sebagainya. Jadi anak-anak merasa senang, “ terangnya.
Tidak hanya wilayah Kecamatan Pancur dan sekitarnya, siswa yang datang ke Bimbel ALC Pohlandak, bahkan ada dari Kecamatan Sarang.
“Seminggu 3 kali pertemuan, jam 1 siang mulai. 1 kali pertemuan setengah jam. Biayanya Rp 100 ribu per bulan mas. Ahamdulillah selain bisa untuk mencerdaskan anak-anak, juga menambah pemasukan bagi temen-temen guru tidak tetap yang merangkap sebagai pembimbing di sini, “ pungkas Shofi. (Musyafa Musa).