Menikmati Paket Wisata Waduk Tempuran, Datang Dan Rasakan Sensasinya
Menyusuri Waduk Tempuran, Blora dengan naik perahu rambangan.
Menyusuri Waduk Tempuran, Blora dengan naik perahu rambangan.

Blora – Selama ini Waduk Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah lebih terkenal dengan kuliner ikan bakar.

Nah..pada hari Sabtu (13 Maret 2021), kami mencoba menggali 7 sisi lain dari Waduk Tempuran, sebuah waduk terbesar di Kabupaten Blora yang luasnya mencapai 44 hektar dan dibangun jauh sebelum Indonesia merdeka.

7 sisi lain yang bisa jadi belum banyak diketahui wisatawan adalah :

1. Serabi Tempuran

Setibanya Desa Tempuran, saya langsung disambut oleh temen-temen Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tempuran, gabungan anak muda yang penuh semangat mengembangkan wisata di kampungnya.

Menu yang mereka sajikan berupa serabi dan kopi hangat. Kita ngobrol-ngobrol dulu, untuk mendapatkan gambaran singkat tentang Waduk Tempuran.

2. Pemandu Wisata

Di sini saya bersama rombongan juga didampingi oleh seorang pemandu wisata, ketika menyusuri jalan dari kawasan perkampungan menuju Waduk Tempuran.

Penjelasannya gamblang, ramah dan pelayanannya juga ok abis. Anda bisa bertanya banyak hal tentang Desa Tempuran, sebuah desa yang memiliki 3 pedukuhan dan mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani.

3. Perahu Rambangan

Perahu Rambangan merupakan perahu yang dasarnya terbuat dari potongan batang bambu, kemudian pada bagian sampingnya disekat menggunakan kayu jati untuk pembatas. Perahu jenis ini sering dipakai penduduk setempat, menuju lahan persawahan mereka di seberang waduk.

Kami kebetulan diajak keliling waduk, dengan naik perahu rambangan yang berkapasitas 8 orang. Menikmati panorama keindahan alam waduk dari atas perahu rambangan, tentu menjadi momen menarik. Pengelola wisata mewajibkan seluruh penumpang memakai pelampung, untuk memenuhi prosedur tetap (Protap) keselamatan.

4. Jambu Kristal

Potensi alam Waduk Tempuran ternyata juga menyajikan wisata kebun jambu kristal. Banyak sekali kebun jambu kristal yang tumbuh subur di lahan pinggir waduk.

Perahu rambangan berhenti sekira setengah jam, untuk memberikan kesempatan kepada pengunjung, memetik jambu kristal, langsung dari atas pohon. Per kilo gram jambu kristal, dijual seharga Rp 15 ribu.

Buah jambu yang gede, manis, segar dan kranci, tentu akan membuat anda kangen untuk datang lagi ke tempat ini.

5. Ajakan Peduli Lingkungan

Selama berkeliling mengitari waduk dan memetik jambu kristal, pegiat Pokdarwis Desa Tempuran selalu mengingatkan kita, untuk peduli lingkungan.

Caranya dengan menanam pohon di pinggir waduk, harapannya kelak pohon bisa tumbuh berkembang dan memberikan manfaat pada kelestarian lingkungan.

Mereka menyebut menanam pohon sahabat air. Kuncinya, semakin banyak pohon, maka akan meningkatkan kadar oksigen.

6. Kebun Sayur Kangkung

Tiap musim kemarau, sebagian hamparan Waduk Tempuran biasanya mengering dan dimanfaatkan oleh warga untuk bercocok tanam. Namun begitu musim penghujan, lahan waduk tertutup air. Ternyata di bagian barat waduk, menjelma sebagai kebun sayur kangkung yang sangat luas. Ibaratnya kangkung ala hidroponik.

Nah..anda yang datang ke sini, boleh mengambilnya gratis lho. Sambil naik perahu, tarik saja kangkungnya sesuai kebutuhan anda.

7. Sayur Opor Tempuran

Capek anda keliling waduk, saatnya mengisi perut. Di pinggir waduk memang banyak sekali warung makan maupun restoran. Tapi kali ini kami diajak mencicipi nikmatnya sayur opor khas Blora, langsung di dalam pawon atau dapur rumah penduduk. Asyik, apalagi kalau makannya ramai-ramai ya.

Ketua Pokdarwis Desa Tempuran, Blora, Kuwat Murdjito mengatakan rangkaian layanan di atas tadi dikemas dalam paket wisata. Per orang, cukup membayar Rp 100 ribu, bisa merasakan semua sensasinya.

“Ini baru kita mulai dan kedepan akan terus kami sempurnakan, demi kepuasan wisatawan, “ tandasnya.

Kepala Desa Tempuran, Keman menyampaikan yang menonjol dibalik keberadaan Waduk Tempuran, hanya warung makannya, sedangkan kreatif lokal seakan-akan tersisih.

Maka pihaknya siap melakukan berbagai inovasi, supaya masyarakat desa setempat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga merasakan manfaatnya secara langsung.

“Pada tahap awal, kami buat kios oleh-oleh, kemudian menata parkir kendaraan dan bikin taman. 60 % dana desa, akan kami pakai untuk pengembangan wisata. Biar warga maupun desa juga ada pemasukan, “ tutur Keman.

Keman optimis setelah menjadi Desa Wisata, didukung kekuatan dan kekompakan warga, Tempuran nantinya akan semakin menjadi daya tarik yang luar biasa.

Nah..tertarik ? Bagi penyuka travelling, jangan lupa untuk mencoba paket wisata Waduk Tempuran Blora. Anda bisa menghubungi Sekretariat Pokdarwis, yang berada di depan Balai Desa Tempuran. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan