Rembang – Satu keluarga di Desa Turusgede, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang ditemukan meninggal dunia, Kamis (04 Februari 2021) sekira pukul 06.00 Wib. Polisi memastikan seluruh korban menjadi korban penganiayaan.
Peristiwa ini terjadi di rumah sekaligus Padepokan Seni Ongko Joyo, milik tokoh seniman Kabupaten Rembang dan juga pensiunan pegawai negeri, Anom Subekti, yang berada di Desa Turusgede, Rembang. Posisi TKP berjarak sekira 0,5 kilo meter sebelah selatan Mapolres Rembang.
Awalnya, ada pembantu korban, Suti (55 tahun), warga Desa Weton, Rembang datang ke rumah Anom Subekti, bermaksud akan memasak. Begitu tiba, kondisi pagar rumah terbuka. Suti memanggil-manggil dari luar, tidak ada jawaban.
Saat mengecek ke dalam, Suti sangat terkejut, karena melihat penghuni rumah tergeletak di dalam kamar.
4 orang yang meninggal dunia, diantaranya Anom Subekti usia sekira 65 tahun, isterinya Tri Purwati usia sekira 50 an tahun, kemudian anak Al Fitri Saiditina (12 tahun) dan cucu Galuh Lintang Laras Kinanti (10 tahun).
Posisi korban, sang isteri di kamar berbeda. Sedangkan Anom Subekti, anak dan cucunya berada di dalam kamar yang sama.
Pembantu korban, kemudian memberitahukan warga lain, Rukan yang akan mencari rumput. Rukan mengatakan langsung memberitahu Danang, anak Anom Subekti yang tinggal tidak jauh dari TKP. Setelah itu, Danang mengecek lokasi dan mengetahui korban sudah meninggal dunia.
“Setelah saya dikasih tahu, saya ya langsung lapor ke mas Danang. Kemudian mas Danang ngecek ke kamar. Saya tidak sempat melihat langsung. Salah satu korban, Galuh Lintang itu anaknya mas Danang, “ ungkap Rukan.
Rukan menambahkan Anom Subekti mendirikan rumah di tempat itu, sudah 2 – 3 tahun. Ia membenarkan posisinya agak jauh dengan rumah warga lain, karena sebelah kanan kebun jati, belakang dan depan rumah adalah gudang.
“Ya ini termasuk permukiman baru mas, “ imbuhnya.
Ketua RT setempat, Sami mengaku tinggal di depan rumah Anom Subekti, hanya dibatasi sekat tembok tinggi. Ia tidak mendengar suara mencurigakan dari dalam rumah korban sebelum kejadian. Tapi sekira tengah malam tadi mendengar suara sepeda motor bolak balik. Ia merasa terganggu, karena suara knalpotnya sangat bising.
“Knalpotnya complongan, bolak – balik. Tapi saya hanya dengar suaranya saja. Tiap motor terdengar di depan rumah saya, balik lagi, kemudian balik lagi. Saya nggak berani keluar, karena sendiri di rumah, “ ungkap Sami.
Sami menambahkan selama ini kondisi keluarga Anom Subekti baik-baik saja. Ia berharap kasus tersebut cepat terungkap dan pelakunya mendapatkan hukuman setimpal.
“Padepokan seni ini kan sering dipakai latihan karawitan. Orangnya baik-baik saja, setahu saya anak dan saudaranya juga fine-fine saja. Info yang saya terima, isteri pak Bekti ini kan nggak bisa masak, kemudian manggil bu Suti. Katanya pak Bekti pengin sayur lodeh gitu, “ terangnya.
Usai menerima laporan, polisi langsung menuju lokasi kejadian untuk menggelar olah TKP.
Kapolres Rembang, AKBP Kurniawan Tandi Rongre menjelaskan dari hasil olah TKP, keempat korban menjadi korban penganiayaan, diduga akibat hantaman benda tumpul. Rata-rata mereka menderita luka lebam di bagian kepala dan wajah.
“Korban dinyatakan ada penganiayaan oleh pelaku, tapi sampai saat ini kita masih dalam penyelidikan, “ tandasnya.
Rongre menambahkan polisi mengoptimalkan penyelidikan, guna mengungkap siapa pelakunya.
“Tim Opsnal mengumpulkan bukti-bukti petunjuk, dari keterangan saksi atau ada tidaknya CCTV di sekitar sini, “ beber Kapolres.
Mengenai motif terbunuhnya korban, masih diselidiki. Termasuk kemungkinan adanya barang hilang akibat perampokan, Kapolres menyebut masih ditelusuri.
“Untuk motif kami masih dalami, ini kan baru kejadiannya ya. Kami dapat laporan sekira jam 06.30 pagi, barang yang hilang juga masih diselidiki. Nanti perkembangan akan kita infokan lagi, “ imbuh Kapolres.
Keempat jenazah korban dievakuasi dari TKP, selanjutnya dibawa menuju kamar jenazah RSUD dr. R. Soetrasno Rembang, untuk proses autopsi. (Musyafa Musa).
Astaghfirullah , beginikah tanda2 akhir zaman? Sadarlah sdr2ku mari kita junjung tinggi sikap hormat kpd sesama dan menjaga kerukunan warga