Telan Rp 1 Miliar, Temukan Dodo Peksi Istimewa Di Bangunan Ini
Pendopo Tejokusuman di belakang Masjid Jami’ Lasem yang mempunyai bagian dodo peksi istimewa.
Pendopo Tejokusuman di belakang Masjid Jami’ Lasem yang mempunyai bagian dodo peksi istimewa.

Lasem – Pendopo Tejokusuman berbentuk joglo yang berdiri megah di belakang Masjid Jami’ Lasem, menyisakan kisah menarik dibalik proses pembangunannya.

Ketua Ta’mir Masjid Jami’ Lasem, Abdul Mu’id menjelaskan pembangunan Pendopo Tejokusuman menelan biaya Rp 1 Miliar. Pihaknya mendatangkan kayu jati super dari Bojonegoro, Jawa Timur, untuk tiang maupun dodo peksi (langit-langit atap) joglo. Sedangkan ukir-ukiran dodo peksi yang cukup fenomenal dibuat oleh pengukir asal Desa Criwik Kecamatan Pancur dan Kaliori.

“Kayunya dari Bojonegoro, kalau kayu-kayu besar memang harganya mahal. Tapi yang ngukir rekan-rekan dari Kabupaten Rembang sendiri, “ terangnya.

Mu’id menambahkan ukiran dodo peksi mengambil motif Mojopahitan. Ia mengaitkan dengan sejarah peralihan Kerajaan Majapahit ke Kerajaan Demak, yang menjembatani adalah Sunan Bonang, ketika kala itu menyebarkan agama Islam di Desa Bonang Kecamatan Lasem.

“Ukiran kan ada gaya Jeporonan, Kudusan, Demakan, lha ini kita ambil konsep Mojopahitan. Dari Majapahit ke Demak itu kan melalui Mbah Bonang, jadi sejarahnya masih nyambung, “ imbuh Mu’id.

Sementara itu, pemerhati sejarah Lasem sekaligus pustakawan Masjid Jami’, Abdullah Hamid mengisahkan dulu untuk mengangkat ukiran bagian dodo peksi, harus menggunakan alat berat mobil derek.

“Jangankan tenaga manusia, katrol pun tampaknya nggak mampu, jadi harus pakai derek, diangkat, “ kenangnya.

Proses pembangunan memakan waktu selama 2 tahun dan sudah jadi setahun terakhir. Bangunan tersebut dinamakan Pendopo Tejokusuman, untuk menghormati jasa-jasa kepemimpinan Adipati Lasem, Tejokusumo I atau Mbah Srimpet.

“Beliau terkenal dengan Catur Tunggal nya menata Kota Pusaka Lasem, kemudian mampu merangkul kaum agamawan dan kalangan-kalangan lain, sehingga wajar diabadikan melalui pendopo ini, “ beber Abdullah.

Pendopo Tejokusuman tidak hanya menunjang kegiatan Masjid Jami’, semisal pengajian. Namun juga sering dimanfaatkan untuk diskusi mahasiswa maupun kepentingan umum lainnya.

“Selama bermanfaat bagi masyarakat, monggo dengan senang hati bisa dipakai atas seizin Ta’mir Masjid, “ imbuhnya.

Abdullah menambahkan Kota Pusaka Lasem akan ditata oleh pemerintah pusat menjadi lebih menarik. Salah satu fokusnya di sekitar Masjid Jami’, Alun-Alun depan Masjid dan akses menuju kawasan Pecinan. Ia berharap nantinya kombinasi antara Masjid, Pendopo Tejokusuman dan Pecinan akan semakin memperkuat warna budaya Lasem. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan