Fenomena Langka Cukup Memprihatinkan, Nelayan Sebut Bedanya Kombor Dan Ucel
Banyak ubur-ubur mati di pinggir Pantai Pasir Putih Dusun Wates, Desa Tasikharjo, Kecamatan Kaliori. Terlihat air laut dalam kondisi sangat keruh.
Banyak ubur-ubur mati di pinggir Pantai Pasir Putih Dusun Wates, Desa Tasikharjo, Kecamatan Kaliori. Terlihat air laut dalam kondisi sangat keruh.

Kaliori – Matinya ratusan ribu ubur-ubur di sekitar kawasan pinggir Pantai Pasir Putih Dusun Wates, Desa Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang dalam beberapa hari terakhir ini masih menjadi tanda tanya di kalangan nelayan setempat.

Seorang nelayan warga Dusun Wates, Desa Tasikharjo, Jenar mengakui kejadian ubur-ubur mati dan terdampar di pinggir pantai, waktunya serentak, hampir dalam tempo 1 hari. Setelah itu disusul hari berikutnya, meski lebih sedikit.

Ia menganggap fenomena tersebut merupakan peristiwa langka dan sangat jarang terjadi.

“Dulu juga pernah ada seperti itu mas, tapi memang kali ini termasuk sangat banyak jumlah ubur-ubur yang mati. Lha wong dari ujung sana, sampai ujung situ, “ ungkapnya.

Karena sampai hari Minggu (08 November 2020) ubur-ubur mati masih banyak yang berada di pinggir pantai, maka pengunjung harus lebih waspada. Jika mengenai kulit, rawan megakibatkan alergi dan gatal-gatal.

“Saya saja meski orang laut, kalau kena ubur-ubur ya gatal kok. Bahkan sampai bintul-bintul. Biasanya saya kasih bedak anti gatal, “ imbuh Jenar.

Jenar sulit menyimpulkan penyebab ubur-ubur mati sebegitu banyak, apakah karena dugaan pengaruh pembuangan limbah pabrik, atau faktor alam. Namun ia membenarkan saat kejadian, kondisi air laut sangat keruh.

“Apakah air laut di sini lebih sering jernih atau keruh, ya lebih sering keruh. Kalau angin timuran, limbah dari timur arahnya ke sini. Tapi kalau angin baratan, nggak, soalnya lumpur dari Sungai Juana yang masuk ke sini, “ bebernya.

Saat ditanya apakah ubur-ubur tidak ada nilai jual bagi nelayan ? Jenar menimpali masyarakat sekitar umumnya menyebut dengan dua macam, yakni ubur-ubur kombor dan ucel.

Kalau jenis kombor memang laku, sedangkan ucel tidak laku. Untuk ubur-ubur yang banyak mati di pinggir Pantai Pasir Putih adalah jenis ucel.

“Bedanya, kalau kombor itu ubur-ubur ukuran besar, warnanya bening dan jernih. Kalau pas musim, nelayan sering nyari. Lhah yang mati banyak ini ucel, ukurannya kecil-kecil setelapak tangan orang dewasa, warnanya ada yang biru, kuning, coklat, nggak manfaat itu mas, “ terang Jenar.

Lebih lanjut ia mengajak supaya masyarakat lebih peduli dengan kelestarian dan kebersihan pantai. Apalagi keberadaan laut tidak hanya menjadi tempat beragam habitat, namun juga menopang kehidupan nelayan, sekaligus berfungsi sebagai destinasi wisata.

“Mohonlah tidak membuang sampah dan limbah sembarangan. Laut kita sudah kotor, jangan sampai kedepan bertambah parah, “ pungkasnya. (Musyafa Musa).

News Reporter

Tinggalkan Balasan