Rembang – Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang memberikan penjelasan, seputar 2 hal yang saat ini berkembang di tengah masyarakat, yakni anggapan bahwa virus corona untuk mencari keuntungan oleh pihak rumah sakit dan informasi mengenai temuan vaksin guna menyembuhkan corona.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Ali Syofii menjelaskan sejauh pantauan selama pandemi Covid-19, jajaran Puskesmas maupun rumah sakit sudah menjalankan regulasi prosedur yang dikeluarkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan.
Ketika muncul tudingan pandemi corona untuk mencari keuntungan, menurutnya tidak benar. Kalau boleh menyebut untung rugi, justru Ali menilai rumah sakit dirugikan oleh imbas Covid-19, karena tingkat kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat inap menjadi menurun drastis, akibat banyak warga takut masuk rumah sakit.
“Sudah ada prosedur yang diatur. Lhah kalau kemudian ada anggapan ini ulah oknum rumah sakit untuk mendapatkan keuntungan, saya rasa tidak benar corona untuk arena mendapatkan keuntungan. Kalau bicara untung rugi, justru pihak rumah sakit dirugikan. Kami punya datanya, betapa kunjungan rawat inap dan rawat jalan menurun, soalnya orang takut masuk rumah sakit, “ ungkap Ali.
Lalu benarkah vaksin untuk mengobati virus corona sudah ditemukan ? Ali mengutip release dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), memang vaksin sudah ditemukan. Namun terlebih dahulu harus melalui 4 tahapan uji klinis, sebelum digunakan secara luas oleh masyarakat, supaya benar-benar aman.
Saat ini informasi yang diterima otoritas kesehatan daerah, vaksin sudah memasuki uji klinis tahap ke-3. Kalau tahapan lancar, diperkirakan baru pada akhir tahun 2021, vaksin tersebut dapat digunakan.
“Para peneliti di seluruh dunia tentu mengupayakan vaksin untuk memberikan imunitas kekebalan. Yang saya ketahui, vaksin sudah ditemukan. Cuma masih diujikan secara terbatas dulu. Pemakaian untuk masyarakat, perkiraan nunggu sampai akhir tahun 2021, “ tandasnya.
Data Covid-19 di website resmi Pemkab Rembang, belakangan ini mengalami perubahan-perubahan penyebutan.
Senin malam tercatat sisa kontak erat sebanyak 213 orang. Kontak erat adalah pernah mempunyai riwayat kontak dengan seseorang positif Covid-19.
Kemudian sisa suspect 11 orang. Suspect berarti memiliki gejala infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan sesak nafas berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, riwayat perjalanan atau tinggal di wilayah Indonesia yang melaporkan adanya transmisi lokal, dan atau pernah kontak dengan warga positif Covid-19.
Sisa konfirmasi simptomatik 20 orang. Simptomatik adalah positif Covid-19 dengan gejala.
Terakhir sisa konfirmasi asimptomatik sebanyak 10 orang. Asimptomatik sama saja dengan positif Covid-19 tanpa gejala.
Ada istilah 1 lagi yakni probable, artinya kasus suspect dengan ISPA berat/meninggal dunia dengan gejala Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan laboratorium tes swab. (Musyafa Musa).